REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan data pemborosan subsidi BBM saat bertemu dengan ratusan CEO di Hotel Four Season, Jakarta, Jumat (7/11).
Jokowi menjelaskan, porsi subsidi BBM selama ini tidak proporsional. Sebab, nilainya jauh lebih besar dibanding anggaran untuk kesehatan dan infrastruktur yang lebih penting.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menuturkan, selama 2009-2013, anggaran yang dialokasikan untuk subsidi BBM jumlahnya mencapai Rp 715 triliun. Sementara, anggaran untuk kesehatan justru hanya Rp 202 triliun. Adapun anggaran untuk infrastruktur jumlahnya juga masih kalah dibanding subsidi BBM, yakni hanya Rp 577 triliun.
"Keborosan sepeti inilah yang harus kita hentikan. APBN harus menuju tujuan produktif, bukan kepada hal-hal yang konsumtif," ujar Jokowi.
Selain membeberkan data mengenai subsidi BBM, presiden yang dilantik pada 20 Oktober tersebut juga menjelaskan program-program prioritas pemerintah, mulai dari program di bidang kemaritiman, swasembada pangan, sampai industri kreatif.
Selain dihadiri ratusan CEO, acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja, yakni Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti, Menko Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perhubungan Ignatius Jonan, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.