REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy melakukan silaturahmi kepada ulama-ulama PPP di Jawa Timur, Kamis (6/11). Ia didampingi Sekjen DPP PPP Aunur Rofiq, Wakil Sekjen Ach. Baidowi, Ketua DPW PPP Jawa Timur Musyafa' Noer, Sekretaris DPW Norman Zein Nahdi, Wakil Ketua DPW Sunaryo Fathul Mu'in, Wakil Sekretaris M Sahdi.
Silaturahmi dimulai dengan Pengasuh Ponpes Besuk, Pasuruan KH. Mas Subadar, pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso, Kediri KH. Nurul Huda Jazuli dan KH Zainuddin Jazuli serta pengasuh Ponpes As-Sa'diyah Kediri KH. Anwar Iskandar. Dalam silaturahmi tersebut, Rommy, sapaan akrab Romahurmuziy,menjelaskan tentang keabsahan Muktamar Surabaya yang disahkan Kementerian Hukum dan HAM. Termasuk juga menjelaskan hasil silaturahmi dengan Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH. Maimun Zubair.
Setelah mendapatkan penjelasan, para ulama tersebut memahami persoalan PPP secara utuh. Tak hanya itu, mereka mendoakan Romy bisa memimpin PPP dengan amanah dan bisa mengembalikan kejayaan.
KH Anwar Iskandar meminta Romahurmuziy untuk menitikberatkan pada kaderisasi. Sebab, dalam pengamatannya kaderisasi PPP bahkan juga parpol lain terhambat. "Kaderisasi sangat penting, saya kira dengan figur Gus Romy (Romahurmuziy) yang masih muda, lebih mudah menarik segmen anak muda," tutur KH Anwar dalam rilis yang diterima ROL.
Terkait dengan persoalan PPP, KH Anwar berharap segera selesai. Dirinya berharap, legalitas yang saat ini dimiliki PPP pimpinan Romahurmuziy semakin kokoh setelah adanya putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). "Kalau lihat dari prosesnya, dilihat dari jumlah kuorum peserta, itu sudah keliatan. Kalau ada putusan PTUN nanti semakin kuat," ungkapnya.
Wakil Sekjen DPP PPP Ach Baidowi mengatakan, kunjungannya tersebut dalam rangka silaturahmi untuk menyamakan persepsi dan konsolidasi internal. Mengenai wacana islah, pihaknya masih menerima secara terbuka. Islah yang dimaksud, yakni yang minoritas bergabung ke mayoritas. "Yang tidak sah bergabung ke yang sah," terang Rommy.
Pihaknya terus melakukan konsolidasi internal. Baidowi mengakui ada sejumlah DPC yang menjadi peserta muktamar di Hotel Sahid, Jakarta. Meski demikian, pihaknya akan melakukan pendekatan secara persuasif kepada mereka agar kembali ke jalan yang benar yakni yang diakui pemerintah. "Kita kedepankan pendekatan yang persuasif dan kekeluargaan. Apabila tidak berkenan, diselesaikan melalui aturan organisasi," katanya.