REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh kandidat Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang bakal ditunjuk oleh Presiden Jokowi. Yang utama sosoknya harus memenuhi prinsip human intelligent.
“Terkait dengan rencana penunjukan Kepala BIN, harus mengedepankan human intelligent yang tidak lagi menggunakan cara-cara kekerasan, namun lebih bersifat persuatif, edukatif, dan humanis,” jelas anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu, Kamis (6/11).
Pendekatan yang dimaksud, ujarnya, meniscayakan BIN tak lagi menggunakan cara-cara represif dalam merespons gejala-gejala gerakan yang mengganggu keamanan negara di masyarakat.
“Cara persuasif lebih ditekankan sehingga menjadikan kelompok yang awalnya antinegara, anti institusi-institusi formal kenegaraan, justru bisa berubah menjadi kekuatan yang memperkuat negara, pemerintah,”papar legislator dari wilayah Banyumas ini.
Barulah pendekatan tersebut didukung oleh kompetensi dunia intelijen seperti pemahaman defense intelligent, militery/strategic intelligent, dan psywar attack. Kepala BIN yang bersifat mendampingi presiden, menurut Khatibul, juga harus mempunyai rasa profesionalitas yang terukur.