REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil nampaknya masih malu-malu untuk menyebutkan berapa kisaran kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubdisi.
Sofyan hanya menyebut bahwa kenaikan BBM merupakan hal mendesak di tengah semakin menipisnya kuota dan subsidi yang tidak tepat sasaran.
Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan proses penghitungan besaran kenaikan harga BBM sudah mendekati final. Namun, Rini juga enggan menyebut berapa pastinya walaupun sejauh ini kabar yang beredar BBM akan naik sebesar Rp 3000/liter.
"Kalau soal harganya jadi berapa akan diumumkan. Tunggu saja ya," kata Sofyan di kantor Kemenko Perekonomian.
Yang pasti, tegas dia, pemerintah sangat komit untuk mengalihkan subsidi BBM ke sektor yang lebih produktif.
"Soal BBM adalah persoalan kronis. Karena selama ini subdisi tidak tepat sasaran. Karena itu, kebijakan yang selama ini keliru akan kami perbaiki," tuturnya.