Kamis 06 Nov 2014 09:44 WIB

Jumlah Pengangguran di Jawa Barat Menurun

Rep: C63 / Red: Hazliansyah
Pengangguran (ilustrasi)
Pengangguran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah pengangguran di Jawa Barat per Agustus 2013 ke Agustus 2014 mengalami penurunan sebanyak 113.471 orang. Jumlah itu menurun dari sekitar 1,8 juta orang pada Agustus 2013 menjadi 1,7 juta orang pada Agustus 2014.

Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengungkapkan, penurunan jumlah pengangguran di Jabar juga diikuti oleh peningkatan jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk yang bekerja di Jabar. 

Ia mengungkapkan jumlah angkatan kerja di Jabar dari Agustus 2013 ke Agustus 2014 tercatat mengalami penambahan sebesar 385.529 orang.

"Naik dari 20,6 juta menjadi 21,0 juta angkatan kerja," ujarnya di Kantor BPS Jabar, Rabu (5/11).

Sedangkan jumlah penduduk yang bekerja di Jabar pada Agustus 2014 juga mengalami peningkatan dibandingkan Agustus 2013. Pada Agustus 2014 tercatat ada 19.230.943 orang yang bekerja di Jabar, naik sebanyak 499 ribu orang atau 2,66 persen dibandingkan Agustus 2013 lalu sebanyak 18.573.371 orang.

Nilai positif dari penyerapan ketenagakerjaan tersebut lanjut Dyah, disumbang paling besar oleh lapangan usaha perdagangan sebesar 25,62 persen, diikuti lapangan usaha industri (20,29) persen, dan pertanian (19,87 persen).

"Naik bila dibandingkan tahun lalu, dimana tidak ada perubahan dan justru terjadi penurunan di dua lapangan usaha lainnya," kata dia.

Dyah juga menyebutkan diantara pekerja itu, jumlah paling besar berstatus buruh/karyawan dengan jumlah 8,16 juta atau 42, 45 persen, diikuti berusaha sendiri sebesar 3,46 juta atau 18,04 persen, dan pekerja bebas 2,7 juta orang (14,18 persen). 

Dari enam kategori status pekerjaan utama, pekerja formal mencakup berusaha dengan dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan jumlahnya sebanyak 8,8 juta orang (45,99), sedangkan sisanya pekerja informal sebanyak 10,38 juta orang atau 54,01 persen.

"Bisa diidentifikasi, ternyata penambahan jumlah angkatan kerja ini paling besar masuk ke kegiatan informal," tutur Dyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement