REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Himpunan Mahasiswa Keteknikan Pertanian (Himateta) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang, mendirikan sekolah susu atau "milk academy" bagi masyarakat di desa Arjosari, Kabupaten Malang.
Salah seorang anggota Himateta, Agung Heru di Malang, Rabu mengatakan sekolah susu sengaja didirikan karena di desa tersebut merupakan pusat peternakan sapi dan produsen susu. Ada 30 warga di daerah itu yang menjadi murid milk academy.
"Kami sengaja membina warga setempat agar mereka mempunyai pekerjaan tambahan, selain bertani dan bertenak. Pendapatan penduduk bergantung pada susu murni dari peternakan yang mereka miliki, sehingga kami punya inisiatif agar pendapatan mereka bisa bertambah dari hasil mengelola ternak sapi perahnya," ujarnya.
Sebab, lanjutnya, selama ini mereka menyetorkan susu segar ke koperasi susu, sehingga sasil yang didapat tidak begitu banyak karena hanya menekuni satu jenis pekerjaan saja dan kurang kreatif. Oleh karena itu, Himateta berinisiatif untuk membangun sekolah susu bagi penduduk di Kecamatan Jabung.
Ia menjelaskan, di sekolah tersebut, masyarakat diberi pembinaan tentang kewirausahaan, Hot Pasteurization High Voltage (HPHV) dan Pemasaran produk dengan memanfaatkan teknologi atau Techno Preneur Program.
Pertama-pertama, lanjutnya, warga yang menjadi siswa di sekolah susu ini dibekali tentang bagaimana berwirausaha dengan cara mengolah susu yang dilanjutkan dengan mengenalkan berbagai teknologi yang mendukung usaha mereka. Selain itu, mereka juga dikenalkan tentang susu Pasteurisasi secara garis besar dan cara pemasaran produk melalui internet.
Agung menambahkan melalui kegiatan dan program bina desa yang diwujudkan dalam sekolah susu itu, diharapkan masyarakat dapat membentuk Usaha Kecil menengah (UKM) yang ditangani sendiri di bawah pengawasan Tim Himateta.