REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menargetkan mulai tahun 2017 akan menyetop seluruh pengiriman tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian untuk bekerja di luar negeri.
"Jadi untuk tahun 2017 itu, kita harapkan sudah tidak ada lagi pengiriman TKI ke luar negeri tanpa memiliki keahlian atau zero penempatan TKI tanpa skill," kata Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah Mansyur di Mataram, Rabu (5/11).
Kata dia, sasaran utama rencana penyetopan TKI tak memiliki keahlian tersebut, ditujukan kepada para TKI yang bekerja di sektor informal. Sebab, dari ratusan ribu TKI yang ada di luar negeri rata-rata pada sektor tersebut memiliki masalah.
"Ini kami lakukan untuk memutus tenaga kerja bermasalah atau ilegal di luar negeri," tegasnya.
Oleh karenanya, dengan pemberlakuan zero penempatan TKI tanpa skill tersebut, secara tidak langsung akan memutus mata rantai kasus TKI bermasalah di luar negeri. Caranya, dengan memperbaiki pola rekrutmen TKI mulai dari awal kepengurusan dokumen, pelatihan, dan penempatan TKI di negara tujuan.
Namun, demikian rencana penyetopan TKI tanpa memiliki keahlian tersebut akan dilakukan secara bertahap. Karenanya, mereka (TKI) yang masih memiliki keahlian pas-pasan masih bisa tetap dikirim.
"Jadi bukan berarti kita stop sama sekali, melainkan yang kita kirim TKI yang punya skill. Kalau perbandingannya tenaga kerja yang memiliki keahlian dan kurang atau tidak memiliki keahlian itu 56:44 persen," jelasnya.
Untuk itu dalam memacu rencana zero penempatan TKI tanpa keahlian tersebut, pihaknya akan menghidupkan dan memaksimalkan seluruh Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di seluruh provinsi maupun kabupaten/kota untuk bisa di fungsikan melatih TKI sebelum diberangkatkan bekerja di luar negeri.