Rabu 05 Nov 2014 13:03 WIB

Inovasi Bukan Hanya Milik Kaum Intelektual

Betti Alisjahbana.
Foto: Antara
Betti Alisjahbana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas Ketua Dewan Riset Nasional (DRN) Betti Alisjahbana mengatakan saat ini inovasi bukan hanya milik kaum intelektual saja, tetapi juga masyarakat di pedesaan.

"Mereka (masyarakat pedesaan) punya potensi, karena mereka yang menghadapi masalah," ujar Betti dalam konferensi pers "SEA Conference On Innovation For Inclusive Development 2014" di Jakarta, Rabu (5/11).

Untuk itu, sambung dia, perlu dilakukan upaya demi meransang daya inovasi masyarakat pedesaan. Betti menyebut kaum intelektual harus memfasilitasi dan melakukan pemberdayaan.

"Contohnya yang dilakukan Mahasiswa Antropologi UI, Muki Wicaksono yang melakukan pendampingan pada petani di Tasikmalaya. Akhirnya, petani bisa menghasilkan pemuliaan yang bermanfaat buat kehidupan petani sendiri," jelas dia.

Karena difasilitasi, sambung dia, petani yang awalnya tidak mengerti bahasa ilmiah menjadi mengerti, sehingga bisa diterapkan di lahan pertanian mereka. "Pendampingnya harus telaten, harus berorientasi mulai dari mereka," tambah dia.

Inovasi, lanjut Betti, bukanlah sesuatu yang sulit. Inovasi mempunyai makna memecahkan suatu masalah dengan cara kebaruan baik itu pendekatan dan teknologi.

"Jadi, saat ini peneliti tidak lagi bekerja secara terisolasi untuk menghasilkan inovasi. Peneliti bisa bekerja sama dengan masyarakat."

Konferensi tingkat Asia Tenggara dalam bidang inovasi untuk pembangunan inklusif dilangsungkan pada 5-6 November. Tema dari konferensi itu yakni "Membuat Inovasi oleh Semua, Untuk Semua Terjadi di Kawasan ASEAN."

Konferensi itu menampilkan karya dari Dewan Jaringan Inovasi untuk Pembangunan Inklusif (UNIID - SEA) sebagai jaringan universitas dan dewan penelitian di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam selama tiga tahun terakhir.

UNIID SEA adalah proyek tiga tahun (2011-2015) yang dilakukan oleh Ateneo de Manila University School of Governmen (ASoG) dan Dewan Riset Nasional Filipina (NRCP) dengan bantuan dari International Development Research Centre of Canada.

Konferensi itu diselenggarakan bersama oleh UNIID-SEA dengan Dewan Riset Nasional (DRN) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement