Rabu 05 Nov 2014 12:51 WIB

Jusuf Kalla: Perang Sekarang adalah Penguasaan Teknologi Militer

Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2014 di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (1/11).
Foto: Republika/Prayogi/ca
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2014 di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, perlunya mengembangkan teknologi alutsista dalam negeri dimasa yang akan datang.

JK menjelaskan definisi perang kini telah bergeser dari yang berorientasi pada kemampuan prajurit dalam peperangan menjadi bagaimana menguasai teknologi militer.

"Perang bisa dimenangkan oleh pihak atau negara yang punya teknologi lebih unggul," kata Wapres saat membuka pameran industri pertahanan "Indo Defence 2014 Expo" pada 5-8 November 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Rabu.

Wapres menilai perang zaman sekarang sudah berubah. Tak lagi tembak-tembakan, tapi adu kuat teknologi.

"Sekarang banyak perubahan, perang lebih banyak dimenangkan yang punya teknologi. Karena itulah teknologi bukan hal mudah, butuh riset dan biaya besar. Butuh saling mengisi dan saling kerja sama," tutur Jusuf Kalla.

Ke depannya bangsa Indonesia diharapkan mampu bersaing dalan memproduksi alutsista lewat teknologi yang makin berkembang.

"Indonesia punya pengalaman yang cukup dalam teknologi alutsista, tapi juga harus terus dikembangkan," ujarnya.

Pengembangan teknologi, lanjut Wapres, seharusnya bisa dikonversikan ke industri lain yang bisa membawa manfaat dalam perekonomian. Sebaliknya, industri biasa juga harusnya bisa menjadi cikal bakal industri pertahanan.

Industri mobil dikonversi jadi tank, artinya suatu industri pertahanan di samping mempertahankan harus bisa dikonversi untuk bawa manfaat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement