REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Warga Kabupaten Bandung dihimbau untuk siaga bencana dalam menyambut musim hujan. Pasalnya, saat memasuki masa peralihan ini, kabupaten bandung sangat rentan akan bencana alam, seperti angin putting beliung, longsor dan banjir.
"Kegiatan-kegiatan yang kita siapkan untuk menghadapi musim hujan kedepan. Selain mempersiapkan peralatan, yang paling penting juga meningkatkan kesiap-siagaan masyarakat," kata Marlan, Kepala badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, saat dihubungi Republika, Rabu, (5/11)
Marlan menjelaskan, daerah-daerah yang rawan bencana, untuk banjir yang sudah jelas langganan adalah Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, katapang, Rancaekek, sebagian Cicalengka, Sebagian Cikancung, sebagian Ibun, Sebagian Paseh, Majalaya, Ciparay. "Itu wilayah-wilayah yang setiap tahun pasti banjir," ujarnya.
Namun, Marlan mengatakan, tahun 2014, ada perubahan pola banjir. Yang biasanya banjir terjadi di wilayah-wilayah dataran rendah, kali ini justru banjir kerap terjadi didaerah hulu sungai yang terletak didataran tinggi.
"ini harus mewaspadai banjir didaerah hulu. Kemarin terjadi di desa sukapura kec. Kertasari, terjadi banjir bandang setinggi 1,2 meter," ujarnya.
Dikatakan Marlan, Perubahan pola tersebut akibat alih fungsi lahan diwilayah hulu. Kawasan hutan perkebunan kina yang sebelumnya menjadi penyangga dataran tinggi kini beralih fungsi menjadi perkebunan sayuran.
"Sekarang jadi lahan sayuran. Daerah pangalengan di hulu Sungai Cisangkuy, daerah Margamulya dikampung cijagra juga banjir, hampir 200 rumah yang terendam. Karena kerusakan alam disana," kata Marlan.
Marlan menambahkan hal serupa juga terjadi di ciwideuy, tepatnya di lebakmuncang menghanyutkan jembatan dan dua rumah. Termasuk beberapa rumahjuga ikut rusak akibat tergerus sungai. bahkan daerah Cileunyi saat hujan kerap terjadi banjir bandang hingga ke jalan.
"Ini juga yang harus diwaspadai, sekarang banjir itu tidak hanya berada dibawah, dihulu juga sudah mulai. Karena banyak sekali alihfungsi lahan yang ada disana," ungkap Marlan
Oleh karena itu, Marlan menghimbau agar masyarakat Kabupaten Bandung, karena wilayahnya memiliki potensi bencana yang cukup tinggi, diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan dini, baik aparat kewilayahan dan masyarakatnya. Jangan membuang sampah ke sungai dan tidak merusak lingkungan, karena dengan banyaknya alih fungsi lahan bisa memicu terjadinya longsor dan banjir di Kabupaten Bandung.
Marlan juga mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan dinas lain untuk mengantisipasi, seperti perbaikan gorong-gorong, sehingga minimal bisa mengurangi luapan air. Pasalnya, banjir besar pasti akan terjadi disekitar bantaran Sungai Citarum termasuk anak-anak sungainya, seperti Sungai Cisangkuy, Cimande, Cikeruh, Cikijing. Apalagi, program normalisasi sungai Citarum terpaksa mangkrak akibat ada beberapa persoalan yang belum beres.
"Kita sudah berkoordinasi dengan BBWS, ternyata rencana untuk nomalisasi sungai cikeruh, cikijing dan cimande rencana 2014 ternyata mundur karena belum selesai pembebasan lahannya," tambahnya.
Rencananya dibulan November, BPBD juga akan memberikan bantuan peralatan yang sudah diajukan oleh kepala daerah di musrembang 2013, ada 18 perahu untuk kecamatan dayeuhkolot. Dikatapang satu perahu, 20 pelampung dan daerah lain juga ada pemberian peralatan dapur umum.
Selain banjir, memasuki musim penghujan ini, kabupaten Bandung juga berada di bayang-bayang bencana longsor. Apalagi semakin masifnya alih fungsi lahan membuat sejumlah wilayah perbukitan tidak memiliki tegakan untuk penahan tanah saat hujan.
"Karena biasanya kalau sudah musim kemarau tanah itu retak-retak, apabila hujan air masuk keretakan tersebut dan memicu terjadinya longsor. Kalau tidak diantisipasi dari sekarang itu membahayakan," paparnya
Marlan menjelaskan daerah yang biasanya rawan longsor itu adalah Kecamatan Pangalengan, Kertasari, Ciwideuy, Kutawaringin, Pasir Jambu, sebagian Paseh, Ajasari, Cilengkrang. "Itu daerah-daerah perbukitan yang cukup rawan terjadi longsor," katanya.
Apabila ada potensi bencana, masyarakat diminta segera laporkan kepada perangkat-perangkat desa maupun kecamatan. Minimal masyarakat mendapatkan edukasi bagaimana malakukan mitigasi bencana. Pada saat terjadi sudah tahu harus berbuat apa. Apalagi setelah kemarau beralih ke musim hujan, harus mewaspadai bahaya longsor.
"Bisa melapor ke rekan di kecamatan, trantib sudah memiliki reaksi cepat dan dibekali radio, sehingga apabila terjadi bencana bisa menghubungi BPBD boleh juga ke polsek atau koramil, ada langsung ke BPBD. Bisa menghubungi 022-85872591," jelas Marlan.