Selasa 04 Nov 2014 22:30 WIB

Hasan Sadikin Siapkan Ruangan Khusus Pasien Ebola

Rep: c63/ Red: Hazliansyah
RS Hasan Sadikin
Foto: SKYCRAPERCITY.COM
RS Hasan Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung bersiaga sekaligus melakukan antisipasi terhadap penyakit ebola. 

Wakil Tim Penanganan Kasus Ebola RSHS dr.Rudi Wisaksana Sp.PD mengatakan, RSHS saat ini sudah menyiapkan ruangan khusus untuk menerima rujukan pasien Ebola. Jumlah pasien yang bisa ditampung bisa sampai delapan pasien.

"Kita sudah siapkan ruangan khusus isolasi di ruang Flamboyan, ruangan itu memang diperuntukkan khusus penyakit-penyakit menular," kata Rudi kepada wartawan di RSHS, Bandung, Selasa (4/11).

Selain ruangan, ia mengungkapkan tim khusus juga sudah disiapkan untuk kasus pasien epidemik Ebola. Menurutnya, tim itu sebenarnya telah ada sejak merebak penyakit menular seperti SARS, Flu Burung, dan Flu Babi.

Khusus untuk penanganan kasus Ebola, Rudi mengatakan, tidak berbeda jauh penanganannya dengan penyakit menular lain, yakni tim yang biasa menangani kasus penyakit menular. Saat ini tim khusus tersebut berjumlah sekitar 30-40 petugas medis.

"Itu dari berbagai multi disiplin, 20 lebih dokter, 11 perawat khusus, sisanya petugas farmasi, gizi dan lainnya," ujarnya.

Saat ini, kata Rudi, RSHS juga terus berkoordinasi dengan bandara dan puskesmas yang ada di Jawa Barat untuk pendeteksian awal virus Ebola. Sebab, ciri dari gejala penyakit dari virus ini hampir menyerupai penyakit biasa yang ditandai dengan demam dan naiknya suhu tubuh. Oleh karenanya, masa inkubasi virus ini berkisar dari 3-21 hari.

"Makanya kita kordinasi di bandara atau puskesmas, jika ditemukan gejala seperti itu terlebih pernah berpergian ke daerah epidemik akan diisolasi dulu, diinvestigasi sampai itu bukan,"ujarnya.

Para petugas khusus itu juga kata Rudi telah dibekali standar kewaspadaan universal, untuk mengantisipasi penyebaran dari pasien ke petugas. Oleh karenanya, proses isolasi terhadap pasien juga tidak dilakukan secara sembarang.

"Semua itu ada aturannya, harus menaati aturan protokol apalagi Ebola, bukan hanya Ebola sebenarnya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement