Selasa 04 Nov 2014 21:15 WIB

Radioterapi Disebut Dapat Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker

Alat radioterapi (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Alat radioterapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Radioterapi sejak dini dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker hingga 85 persen, kata Ketua Perhimpunan Onkologi Radiasi Indonesia Soehartati A Gondhowiardjo.

"Metode itu sekitar 60-70 persen digunakan di negara maju maupun berkembang dalam pengobatan kanker," katanya di sela-sela European Society for Radiotherapy and Onchology (Estro) di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (4/11).

Namun, kata dia, belum semua pasien kanker yang memerlukan terapi radiasi di Indonesia dapat mengakses layanan tersebut karena keterbatasan alat radioterapi.

"Saat ini ada 28 pusat radioterapi di Indonesia, tetapi harus di 'upgrade' fasilitasnya karena jumlah pasien kanker terus bertambah," katanya.

Ia mengatakan banyak pasien kanker yang kurang tertangani karena minimnya peralatan terapi radiasi. Bahkan di sejumlah daerah pasien harus mengantre dalam jangka waktu cukup panjang untuk menjalani radioterapi.

Misalnya di Rumah Sakit (RS) Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta daftar tunggu radioterapi hingga enam bulan, sedangkan di RS Dr Kariadi Semarang dan RS Dr Sardjito Yogyakarta pasien bahkan harus antre hingga satu tahun.

"Radioterapi memang bisa meningkatkan kualitas hidup pasien jika dilakukan sejak dini, tetapi kalau harus menunggu mendapatkan penangangan sampai satu tahun kanker akan semakin parah," katanya.

Direktur RS Dr Sardjito M Syafak Hanung mengatakan pasien kanker harus mengantre sekitar satu tahun untuk mendapatkan perawatan radioterapi di RS Dr Sardjito.

"Peningkatan jumlah antrean semakin bertambah sejak pemberlakuan kartu sehat dari Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Daftar tunggu untuk radioterapi sampai Januari 2016," katanya.

Menurut dia, untuk mengatasi persoalan tersebut RS Dr Sardjito sedang membangun pusat kanker bertaraf internasional. Fasilitas itu akan dilengkapi dua bunker khusus untuk radioterapi.

Pembangunan itu baru gedung saja, belum ada perlengkapan medis dan peralatan radioterapi karena memerlukan investasi yang tidak sedikit.

"Pada saat ini rumah sakit belum mampu mengadakan peralatan radioterapi secara mandiri dengan harga satu unit mencapai Rp15 miliar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement