REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang puluhan investor asing ke Istana Negara, Selasa (4/11). Pemerintah menyasar para investor untuk menanamkan dananya di bidang pembangunan infrastruktur.
Mulanya, Jokowi menggelar pertemuan tertutup dengan para investor swasta yang berasal dari 20 negara tersebut. Setelah pertemuan, ia mengajak para investor berfoto bersama di halaman belakang Istana Merdeka.
Jokowi mengatakan, pemerintah membutuhkan dana yang sangat besar untuk membangun infrastruktur. Mulai dari pelabuhan, jalan tol, rel kereta api, sampai pembangkit tenaga listrik.
Namun, dengan kondisi APBN saat ini yang defisit, pemerintah tak sanggup merealisasikannya sendiri. Karenanya, pemerintah membuka pintu selebar-lebarnya bagi para investor untuk menanamkan investasi mereka di bidang infrastruktur.
"APBN kita enggak cukup. Kalau ditunda-tunda pembangunan infrastruktur, semakin ditunda akan semakin mahal harganya. Makanya kita libatkan investor untuk masuk ke bidang-bidang itu," ujar mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Dalam pertemuan tadi, dia juga telah menyatakan komitmen pemerintah untuk mempermudah perizinan usaha di Indonesia. Misalnya, jika ada kesulitan pembebasan lahan misalnya, maka pemerintah akan ikut turun tangan untuk membantu menyelesaikan.
Mantan wali kota Solo tersebut mengatakan, respons para investor sejauh ini sangat baik. Apalagi, mereka merasa senang karena diundang langsung oleh presiden ke Istana.
Karenanya, Jokowi sangat optimistis, para investor bersedia berinvestasi di Indonesia. Apalagi, mereka juga memiliki kekuatan dana yang sangat besar, yakni 8 triliun dolar AS.
Namun, Jokowi belum berani menyebut model kerja sama seperti apa yang akan dijalin dengan para investor tersebut. "Nanti kalau sudah mulai baru saya ngomong," kata dia.
Setelah berkunjung ke Istana, para investor asing tersebut rencananya akan berkunjung ke sejumlah daerah di Indonesia untuk melakukan survei lokasi.