Senin 03 Nov 2014 20:25 WIB

Ribuan Warga Cianjur Diimbau Siaga Bencana Banjir

banjir di pemukiman warga (ilustr)
Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
banjir di pemukiman warga (ilustr)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ribuan warga Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Cianjur, Jawa Barat, diimbau siaga bencana banjir dan siap mengungsi ketika hujan turun lebat, guna menghindari korban jiwa karena wilayah tersebut rawan terjadi banjir setiap musim hujan.

Sebanyak 2.221 kepala keluarga (KK) warga di wilayah tersebut, terancam banjir bandang setiap musim hujan akibat meluapnya air Sungai Cidamar yang membentang di wilayah tersebut, kata Kepala Desa Cidamar, Jemi di Cianjur, Senin (3/11).

Dia mengatakan, longsoran tanah dari Gunung Simpang mulai menutup aliran Sungai Cidamar, akibat hujan deras yang turun sejak satu pekan terakhir. Peristiwa tersebut menimbulkan keresahan warga terutama setiap kali turun hujan karena trauma bencana banjir bandang 2013 yang menewaskan 3 orang dan 39 rumah hanyut terbawa air bah.

"Saat ini ketika cuaca mulai gelap pertanda akan turun hujan, warga tanpa diminta siap-siap mengungsi. Sebagian besar warga ada yang mengungsi di tenda, rumah kerabat dan tetangga, ada juga yang mengungsi di SDN Buniasih, dimana wilayah tersebut dinilai aman dari air bah," katanya.

Dia menjelaskan, dari 2221 KK yang terancam banjir bandang bertempat tinggal di Dusun Sukamaju, Bobojong, Kaum dan Dusun Girang. Saat ini keresahan warga bertambah karena di Kampung Halimun, Desa Mekarsari, Kecamatan Naringgul, terjadi longsoran tanah dan menyebabkan sungai Ciamar semakin dangkal.

"Sekarang Sungai Cidamar kedalamannya hanya 3 meter. Sedangkan titik aman agar tidak terjadi banjir bandang, minimal kedalamnya 7 meter. Kita bisa lihat peristiwa tahun lalu, luapan air sungai Cidamar ini hingga 70 meter," katanya.

Melihat gejala tersebut, pihaknya mengharapkan ada bantuan dari Pemkab Cianjur maupun provinsi agar menurunkan alat berat untuk mengeruk dasar sungai dan membuat bronjong disekitaran Dusun Sukamaju. Hal tersebut dengan tujuan agar luapan air sungai tidak naik hingga perkampungan warga.

"Sebenarnya kami sudah mengupayakan dan membuat proposal bantuan alat berat dan beronjong. Tapi sampai saat ini belum terealisasi. Padahal warga sudah resah dan trauma," katanya.

Selain mengimbau warga untuk waspada banjir dan segera mengungsi jika melihat air sungai mulai naik, pihaknya juga mengimbau warga saat hendak mengungsi memastikan rumah yang ditinggalkan sudah terkunci, memastikan surat dan barang berharga tidak ditinggalkan, sebab dikhawatirkan ada pencuri yang memanfaatkan kondisi warga saat mengungsi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement