REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan perlunya mempercepat pembangunan pembangkit listrik di berbagai daerah guna menghindari terjadinya 'padamnya' listrik di masa depan.
"Kita dapat laporan di Sumsel (Sumatera Selatan) sudah mati tiga hari, di Sumut (Sumatera Utara) sudah mati juga. Ini kalau tidak dikejar betul-betul, gelap," kata Presiden kepada wartawan seusai bertemu dengan Meteri Luar Negeri China Wang Yi di Istana Merdeka, Jakarta.
Presiden menambahkan, dalam rapat kabinet paripurna Senin pagi, juga telah diputuskan terkait dengan penanganan sumber daya listrik.
Di antaranya, menurut Presiden menjadikan PLTA Asahan dipergunakan tidak hanya untuk industri namun juga kebutuhan masyarakat.
"Misalnya kaya Asahan itu di 'switch' tidak keluar, sehingga bisa memenuhi kebutuhan tidak hanya di zona industri, tapi juga masyarakat. Dan juga kita percepat terutama pembangunan 'power plant' listrik (pembangkit listrik) di semua tempat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengungkapkan dirinya telah mendorong agar Cina turut serta dalam pembangunan infratsruktur.
"Tadi ada beberapa hal yang memang saya titipkan ke Pak Menlu (Menlu Wang Yi) tadi mengenai kebutuhan-kebutuhan infrastruktur di Indonesia yang mungkin bisa dikerjasamakan dengan mereka," katanya.