REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemerintahan Jokowi-JK untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terus menuai pro dan kontra. Namun Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdjianto, menegaskan, pemerintah berencana mengalihkan subsidi bahan bakar ke sektor-sektor lain.
Tedjo menjelaskan, subsidi yang tadinya dialokasikan untuk bahan bakar minyak akan sedikit dialihkan ke sektor-sektor lain, yang dianggap lebih tepat dan bermanfaat langsung buat masyarakat luas seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Pengalihan subsidi itu akhirnya membuat harga BBM naik. ''Jadi sebenarnya uangnya gak kemana-mana, ya tetap ada, tapi dialihkan. Ya karena subsidinya (untuk minyak) dialihkan, jadinya naik,'' ujar Tedjo kepada Republika.
Kenaikan harga BBM bersubsidi ini pun harus dimengerti secara menyeluruh. Rencananya pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi ini dikhawatirkan bakal diikuti dengan gejolak-gejolak sosial, yang biasanya sering terjadi seiring pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.
Sebelumnya, pemerintah, lewat Kementerian Keuangan, sempat mengungkapkan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Kenaikan harga tersebut rencananya bakal diterapkan sebelum tanggal 1 Januari 2015. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan soal besaran kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut.