Sabtu 01 Nov 2014 19:07 WIB

Warga Harap Kenaikan Harga BBM tidak Besar

Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Jakarta, Selasa (7/10).(Prayogi/Republika)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Jakarta, Selasa (7/10).(Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Sejumlah warga di Gorontalo berharap rencana kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di akhir tahun 2014 ini, tidak terlalu besar sehingga tidak berdampak pada kenaikkan harga pangan lainnya.

"Kalau ada kenaikan harga BBM, kami warga kurang mampu menerima dampak besar. Seperti naiknya harga sejumlah kebutuhan pangan, termasuk tarif kendaraan angkutan umum," kata Ronny, salah satu warga Kabupaten Bone Bolango, Sabtu (1/11).

Menurut pria yang berprofesi petani jagung ini mengatakan, rencana kenaikkan BBM ini harus diimbangi dengan pemberian bantuan-bantuan yang produktif bagi mereka, seperti modal usaha dan sebagainya.

"Bayangkan saja, baru sekedar wacana kenaikkan BBM ternyata harga kebutuhan pokok mulai bergerak naik," sambung Ny Pakaya, salah satu pedagang makanan di Gorontalo.

Wanita ini berharap pemerintah daerah harus mengawasi berbagai perilaku pedagang di pasar-pasar tradisional menjelang rencana kenaikkan BBM diberlakukan.

Sebelumnya, rencana kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah per November 2014 sebaiknya tidak melebihi Rp 2.000 per liter, kata Ekonom Universitas Gadjah Mada, Sri Adiningsih di Yogyakarta.

"Jika memang akan dinaikkan untuk jangka pendek per November ini sebaiknya (kenaikan harga) antara Rp 1.500-Rp 2.000 (per liter) saja. Tahun depan baru dinaikkan lagi," kata Sri Adiningsih di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, beredar wacana bahwa pemerintahan baru segera menyesuaikan harga BBM bersubsidi Rp3.000 per liter pada November 2014, dengan harapan agar tersedia ruang fiskal yang memadai dan konsumsi BBM bersubsidi tidak melebihi 46 juta kiloliter sesuai kuota yang ditetapkan.

Jika kenaikan harga BBM bersubsidi langsung dicanangkan Rp 3.000 per liter tanpa disertai dengan persiapan yang kuat sebelumnya, maka akan langsung berdampak pada angka kemiskinan, dan merosotnya pertumbuhan ekonomi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement