REPUBLIKA.CO.ID, KEBAYORAN BARU – Pemberian kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) lewat rekening ponsel membingungkan masyarakat. Defrianti warga kelurahan Petukangan Utara mengaku bingung saat ditanya tentang penggunaan rekening ponsel untuk menerima kompensasi.
Defrianti mengatakan, kompensasi tersebut tentu akan diberikan kepada warga miskin. Sedangkan warga miskin belum tentu mempunyai ponsel untuk menerima kompensasi tersebut. Pemerintah tidak bisa langsung klaim setipa warga miskin memiliki ponsel untuk menerima kompensasi.
“ Apakah warga harus beli ponsel untuk menerima kompensasi,” tanya Defrianti tentang pemberian kompensasi tersebut.
Defrianti melanjutkan pemerintah harusnya menjelaskan kategori warga yang akan mendapatkan kompensasi tersebut seperti warga yang memiliki handphone android dan blackberry yang termasuk warga miskin atau warga yang tidak memiliki handphone yang termasuk warga miskin. Menurut Defrianti, masyarakat kalau dengar ada bantuan seperti kompensasi tersebut semuanya mengaku miskin.
Warga lainnya seperti Roy yang tinggal di Kampung melayu merasa khawatir akan terjadi kecurangan lagi dalam pemberian bantuan kepada masyarakat. Dari beberapa temuannya, masih ada warga dengan kategori mampu menerima kartu BPJS dan KJP.
“Yang pakai BPJS aja jajannya di Mall, apakah itu miskin,” kata Roy
Lagipun untuk membuat rekening ponsel menurut Roy harus menggunakan nomor ponsel penerima kompensasi. Kekhawatirannya juga terjadi jika kompensasi salah kirim, sebab ada perbedaan satu nomor pada pengguna ponsel, lanjut Roy, Pedagang gorengan saat ditemui republika di kawasan kampus al Azhar.
Warga Tebet, Isa mengatakan, naiknya harga BBM awal Januari 2015 nanti akan lebih mempersulit keadaan masyarakat kelas bawah. Mereka harus mencari tambahan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kompensasi yang diberikan pemerintah juga belum tentu menyelesaikan kesenjangan ekonomi pada masyarakat tersebut. Jika pemerintah akan memberikan kompensasi lewat rekening ponsel sebaiknya pemerintah menyimpan itu untuk mensubsidi BBM kembali agar harga stabil.
“toh, uang negara juga yang dibayarkan buat kompensasi,” ujar Isa