Jumat 31 Oct 2014 18:48 WIB

Jokowi Diminta Pilih Kepala BIN dari Sipil

Rep: c75/ Red: Joko Sadewo
Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) melukis stensil wajah munir saat peringatan 10 tahun kasus pembunuhan aktivis HAM Munir di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (7/9). (Republika/Wihdan)
Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) melukis stensil wajah munir saat peringatan 10 tahun kasus pembunuhan aktivis HAM Munir di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (7/9). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM) mendesak presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memilih kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) dengan latar belakang sipil, nonmiliter. Pasalnya, dinamika yang berkembang saat ini adalah perang di sektor IT dan pasar.

"KASUM mendesak agar kepala BIN dari kalangan sipil," ujar Choirul Anam, Sekretaris Eksekutif KASUM di kantor HRWG, Jumat (31/10).

Ia menuturkan saat ini kebutuhan intelijen negara bukan menyangkut perang militer. Akan tetapi, tentang (perang) IT dan pasar. "Semua otoritas negara harus paham pasar," ungkapnya.

Menurutnya, jika BIN ditopang dari kalangan militer maka akan banyak lebih berbicara tentang "gosip" militer. Sementara, pemetaan pasar akan terlewatkan.

"Kalau berlatar militer maka negara akan menjadi otoriter dan disoroti. Kami mendesak Jokowi tidak memilih lagi kepala BIN dari militer. Ganti militer menjadi sipil," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement