Jumat 31 Oct 2014 00:54 WIB

BBM Naik, Sopir Khawatir Penumpang Berkurang

Rep: C02/ Red: Julkifli Marbun
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Jakarta, Selasa (7/10).(Prayogi/Republika)
Foto: Prayogi/Republika
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Jakarta, Selasa (7/10).(Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, KEBAYORAN BARU -- Pemerintah akan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) paling lambat akhir  Desember 2014. Sopir angkutan umum di Jakarta khawatir jumlah penumpang bakal berkurang menyusul kenaikan harga BBM.

Sopir KWK 01 jurusan Blok M-Pondok Labu Aswandi mengatakan, kenaikan BBM biasanya mengurangi jumlah penumpang untuk angkutan umum seperti mikrolet, kopaja dan metromini.  Sebab, penumpang akan menggunakan transportasi alternatif kalau naik ongkos angkutan juga naik.

Aswandi mengatakna, kenaikan BBM bakal menyebabkan kenaikan ongkos atau tarif angkutan umum. Dia menjelaskan, kenaikan harga bensin akan membuat biaya operasional meningkat dan uang setoran naik.

Karena itu, sebagai sopir, dia juga akan meminta kenaikan ada penyesuaian ongkos atau tarif angkutan umum. "Saya bakal manut kalau uang setoran tidak naik. Tapi, kalau setoran naik kita minta ongkos naik juga," kata dia, Kamis (30/10).

 

Kenaikan BBM juga akan membuat layanan angkutan umum di Jakarta semakin buruk. Sopir metromini 610, Syafrudin, mengatakan dia akan memilih lebih banyak ngetem daripada jalan untuk menghemat bahan bakar.

Kalaupun ada yang naik, sopir ini tidak akan langsung melajukan kendaraannya. "Kasihan juga penumpang telat pulangnya, tapi tidak ada pilihan untuk hemat ya harus begitu," ujar Syafrudin.

Warga yang juga pengguna angkutan umum, Siska, mengatakan, dia akan mencari alternatif transportasi lain kalau tarif naik. Dia menyatakan, itu untuk mengurangi ongkos yang dikeluarkan setiap harinya.

Pegawai swasta yang tinggal di Cipete Utara, Jakarta Selatan, ini pun mempertimbangkan untuk membeli kendaraan roda dua. Kendati bahan bakar naik, dia menyatakan, biaya yang dikeluarkan untuk operasional kendaraan roda dua lebih murah dibandingkan angkutan umum.

Jika naik kendaraan roda dua, Siska memperkirakan, dia hanya perlu mengeluarkan uang Rp 10 ribu untuk pulang pergi ke tempat bekerja. Sedangkan dengan transportasi umum, dia mungkin akan mengeluarkan uang lebih banyak.

Nugroho Widi, penjul pulsa di terminal Blok M, mengatakan, kenaikan BBM juga akan menyebabkan kenaikan harga sembilan bahan kebutuhan pokok. Karena, terkait dengan pengiriman bahan-bahan sembako ke pasar.

Menurut Widi, dia akan menyiasati kenaikan sembilan bahan pokok ini dengan menaikan harga pulsa. Widi akan menaikan harga pulsa Rp 500 hingga Rp 1000.  "Apalagi, para supir akan naikkan tarif," ujar widi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement