REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menilai Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dapat berjuang dengan mengkritisi kinerja Koalisi Merah Putih (KMP) di DPR daripada membentuk DPR tandingan.
"Indonesia Hebat bisa berjuang dengan cara lain, yakni dengan mengkritisi kinerja KMP di DPR setelah beberapa bulan," kata Koordinator Investigasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, di Jakarta, Kamis (30/10).
Ucok mengatakan kritikan dari KIH sebagai pembangun kinerja KMP di DPR merupakan cara terhormat yang dapat dilakukan daripada membentuk DPR tandingan yang dinilai kurang bermanfaat.
Selain itu, DPR tandingan bisa menghambat program kerja yang telah disusun oleh Presiden Joko Widodo sehingga mengakibatkan pelayanan masyarakat yang kurang optimal.
DPR yang memiliki fungsi anggaran negara seharusnya bekerja sama dengan Pemerintah untuk menyusun APBN Perubahan (APBNP) yang harus disahkan pada pertengahan 2015.
Dengan adanya dua sisi dalam tubuh DPR, pembahasan APBNP 2015 akan menemui jalan panjang karena pengesahan yang harus diputuskan kedua belah pihak.
Guru Besar Ilmu Politik UI, Maswadi Rauf, mengatakan tidak ada pihak yang bisa menuntaskan bentukan DPR tandingan selain para anggotanya.
"Kunci satu-satunya ada pada anggota DPR, tidak ada pihak lain yang bisa menyelesaikan karena itu urusan internal," kata Maswadi di Kampus UI Depok.
Ia menyarankan agar tokoh-tokoh dari kedua belah pihak saling membuka diri dan bertemu untuk kembali menjalankan amanah sebagai wakil rakyat.