REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan mengatakan, Puan Maharani terlalu junior untuk memegang posisi menteri kordinator.
"Misalnya posisi menteri pembangunan manusia. Itu juga agak meragukan publik tentang track record-nya,” katanya, Kamis (30/10).
Secara keseluruhan, katanya, Kabinet Kerja tidak mencerminkan Joko Widodo (Jokowi). "Tapi kita perlu memberikan kesempatan kepada menteri-menteri ini untuk bekerja. Kita lihat nanti, mungkin kita berikan waktu 100 hari terlebih dahulu," papar dia.
Pengamat hukum tata negara Refly Harun juga meragukan kemampuan Puan. Menurutnya, penempatan putri Megawati Soekarnoputri itu lebih sebagai akomodasi politik.
Padahal, posisi menko yang ia isi merupakan tempat yang sangat vital di Kabinet Kerja Jokowi.
"Menteri yang tidak terlalu cakap dalam bidang itu, tapi karena akomodasi politik, maka kemudian dia diajak juga," jelasnya.
Menurutnya, ada dua kementrian yang setidaknya menggambarkan siapa Jokowi. Yaitu menko kemaritiman dan menko pembangunan manusia dan kebudayaan.
"Dari empat menko, ada dua menko yang melambangkan Jokowi yaitu menko kemaritiman dan menteri pembangunan manusia atau dalam bahasa abstraknya biasa disebut revolusi mental, yang kemudian sekarang dipimpin oleh tokohnya,” ungkap Refly.