REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno membantah masuknya dia sebagai menteri di kabinet kerja Jokowi-JK merupakan skema untuk menempatkan kakak kandungnya, Ari Soemarno dalam jajaran komisaris Pertamina.
"Nggaklah, itu semua dengan fit and proper. Ada proses lanjutan dan juga proses lainnya," kata Rini di Jakarta, Rabu (29/10).
Mantan Ketua Tim Transisi Jokowi -JK itu menyebut, semua proses penempatan komisaris di perusahaan plat merah itu berdasarkan uji kelayakan atau fit and proper test.
Menurut Rini, proses uji kelayakan dilakukan kepada semua para calon yang berasal dari eksternal perusahaan, sementara bagi calon dari kalangan internal perusahaan tidak melalui uji kelayakan.
Rini menegaskan, bahwa kementeriannya tidak akan memilih calon dari eksternal, bila ternyata calon internal jauh lebih baik.
"Jadi fit and proper itu dibuat kalau mereka tidak diambil dari direksi yang ada. Direksi yang ada mereka sudah melalui fit and proper yang ada. Untuk eksternal juga dilihat dulu apakah lebih bagus dari internal atau tidak," ujar Meneg BUMN.
Ia juga membantah rumor yang menyatakan bahwa dirinya mencalonkan nama Ahmad Faisal dan Hari Karyulianto untuk mengisi posisi Direktur Utama Pertamina yang ditinggalkan Karen Agustiawan sejak 1 Oktober lalu.
Ahmad Faisal merupakan mantan Direktur Niaga Pertamina era Ari Soemarno, kakak dari Rini Soemarno. Sedangkan Hari Karyuliano saat merupakan Direktur Gas Pertamina.
"Belum, belum ada. Untuk calon Dirut Pertamina masih akan dibahas dalam rapat," kata Rini.