Rabu 29 Oct 2014 15:15 WIB

Cegah radikalisme, Ormas Islam di Indonesia Diminta Tegas

Rep: c81/ Red: Agung Sasongko
Operasi penanganan terorisme
Foto: Antara
Operasi penanganan terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta kelompok dan organisasi Islam mayoritas di Indonesia diminta untuk menyuarakan dengan lantang, tentang kesalahan pemahaman kelompok minoritas.

Ketua Satgas Program Nasional Penanggulangan Terorisme Nasaruddin Umar mengatakan, bahwa selama ini organisasi mayoritas di Indonesia tidak terlalu aktif mengatakan bahwa kelompok tersebut salah. "Padahal itu salah satu upaya untuk mencegah berkembangnya kelompok-kelompok radikal Muslim," katanya.

Karena, menurut Nasaruddin, sudah  saatnya kelompok mayoritas seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah mengambil alih islam dari kelompok minoritas yang berbahaya. "Organisasi mayoritas seperti NU dan muhammadiyah, harus lantang mengatakan garis keras menyesatkan umat," katanya.

Sekarang, lanjut Nasaruddin, karena banyak kelompok radikal didiamkan  sehingga mereka mampu menguasai mesjid dimana-mana. "Padahal di masjid-masjid itu mereka menyebarkan pemahaman mereka," ungkapnya.

Bahkan, lanjut Nasaruddin, dampaknya sangat fatal jika tidak ada yang berani mengatakan kebenaran tentang islam yang damai.  "Radikalisme yang saat ini beredar karena mereka kelompok minoritas tersebut dibiarkan menyebarkan pemahamannya," jelasnya.

"NU dan Muhammadiyah harus berani dengan lantang mengatakan bahwa kelompok-kelompok  minoritas itu mempunyai paham yang salah. Hal itu dilakukan untuk kelangsungan umat Islam di Indonesia bahkan di dunia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement