REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana mengurangi kegiatan di Monumen Nasional (Monas). Hal ini hendak dilakukan mulai tahun depan.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan kegiatan yang akan dikurangi adalah acara yang berpotensi mengundang keramaian. Tidak hanya itu, acara yang berlangsung hingga malam hari juga ia katakan hendak diminimalisir.
"Jika kami belum bisa juga menangani pengunjung yang datang ke Monas dengan baik maka kami akan kurangi, tapi kalau bisa tidak ada masalah," ujar Basuki di Balai Kota, Rabu (29/10).
Pria yang akrab disapa Ahok ini menjelaskan memang selayaknya Monas dimanfaatkan untuk khalayak ramai. Namun, ia menyayangkan tidak sedikit orang-orang yang datang ke kawasan seluas 82 hektare tersebut yang tidak disiplin. Mereka dinilai tidak mengerti tata tertib yang diberlakukan untuk para pengunjung.
Selain itu, kesulitan utama pengelola Monas sendiri dikatakan oleh Mantan Bupati Belitung Timur itu adalah mengatur para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang terus menjajakan dagangannya di kawasan tersebut. Biasanya, setelah acara keramaian berlangsung banyak sampah yang dibuang sembarangan. Tidak jarang, taman-taman mengalami kerusakan setelah kegiatan yang mengundang keramaian massa.