Selasa 28 Oct 2014 20:05 WIB

Hidayat Nur Wahid: Peran Pemuda Diperjuangkan, Bukan Hadiah

Rep: Agus Raharjo/ Red: Mansyur Faqih
Hidayat Nur Wahid
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 akan selalu diingat sebagai bentuk peran pemuda Indonesia untuk bangsa. Peristiwa itu menjadi bukti kalau pemuda bisa berperan positif, bukan seperti yang dikesankan saat ini.

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid mengungkapkan Sumpah Pemuda harusnya menjadi tonggak sejarah yang selalu dilihat oleh generasi saat ini. Dengan segala kemajuan dan keunggulan yang dimiliki, pemuda generasi sekarang tidak boleh apatis dan tidak berperan serta terhadap kemajuan bangsa.

Padahal, pemuda di zaman itu terbilang masih sangat belia dengan usia sekitar 20an tahun. Sedangkan saat ini, pemuda dimasukkan dalam stereotip yang negatif.

Seperti suka tawuran, natkoba, seks bebas mau pun pengangguran. Pemuda saat ini harus tertantang dan tersemangati dengan pemuda zaman dulu yang berperan pada bangsa.

"Kemudian mereka mencanangkan jadi pemuda abad 21 apa yang harus mereka lakukan untuk bangsa," kata Hidayat pada Republika, Selasa (28/10).

Terlebih, kata Hidayat, pemuda di zaman ini telah banyak yang menguasai teknologi informasi. Dengan begitu, pemuda harus dapat menjadikan hal tersebut agar menjadi lebih unggul dibanding dengan pemuda di zaman peristiwa Sumpah Pemuda itu terjadi. 

Bahkan, seluruh pemuda berperan dalam peristiwa itu. Bukan hanya elite politiknya saja. Pemuda saat ini dapat mengambil pembelajaran dari peristiwa itu.

"Tidak pernah ada peran itu dihadiahkan, peran itu ya diperjuangkan," tegas Hidayat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement