Selasa 28 Oct 2014 19:03 WIB

PBNU: Jangan Bully Susi dan Marwan Lagi

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Foto: AP Photo
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan adanya bully publik di media sosial terhadap menteri Kabinet Kerja yang tak berhubungan dengan kinerja.

Seperti yang terjadi pada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang dikritik karena kebiasaan merokok dan kepemilikan tato di kaki. Serta Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar yang dituding antisosial.

“Kritik yang membangun boleh, bahkan dianjurkan, jika memang kinerjanya tidak memuaskan. Mereka baru saja diumumkan dan dilantik, berikan dulu kesempatan bekerja, biarkan mereka menunjukkan kinerjanya,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Muhammad Sulton Fatoni, Selasa (28/10).

 

Sulton menjelaskan, Susi Pudjiastuti adalah wanita pekerja keras. Perempuan yang juga seorang pengusaha itu dikenalnya berkepribadian supel, serta aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan Nahdlatul Ulama.

 “Bu Susi itu orang Pangandaran pertama yang jadi menteri. Orang Pangandaran sekarang bersuka cita melihatnya dilantik jadi menteri,” jelasnya.

 

Sementara Marwan Jafar, masih kata Sulton, tidak benar jika dinilai antisosial. Marwan dikenalnya aktif dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan pesantren.

 

“Anti sosial itu tepat diberikan jika seseorang tereliminasi dari masyarakatnya. Faktanya Marwan tidak demikian, dia aktif di pesantren,” tegas Sulton.

 

Kepada anggota Kabinet Kerja secara keseluruhan, Sulton berpesan agar tidak panik dengan maraknya kritik dari masyarakat.

Munculnya sebuah kritik harus bisa dijadikan pelecut semangat kerja, karena itu disampaikan sebagai wujud harapan untuk terselesaikannya permasalahan bangsa selama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement