REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Volume sampah di ibukota mencapai 6.000-6.500 ton per hari dan diprediksi akan meningkat hingga 8.000 ton per hari dalam lima tahun ke depan. Diperlukan pengelolaan sampah yang berkesinambungan.
“Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut melalui pengembangan Bank Sampah,” tegas Kasudin Kebersihan Jakarta Selatan Zaenal Syarifuddin, Senin (27/10).
Kegiatan bersifat social engineering tersebut mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak. Tentunya, jelas Zaenal, lama kelamaan akan mengurangi sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Ia mengakui, Pemprov DKI Jakarta masih kewalahan menangani permasalahan sampah ibukota karena manajemen pengangkutan dan pengolahan sampah belum terbangun dengan baik. Melihat permasalahan tersebut, pengelolaan serta pengumpulan sampah di Jakarta tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah daerah.
“Pihak swasta juga perlu memberikan kontribusi untuk menangani permasalahan ini,” harap Zaenal.
Pusat perbelanjaan Pacific Place Jakarta menjadi salahh satu pendorong program Bank Sampah. Melalui Pacific Place Care for Community, mereka mendorong inovasi sosial masyarakat sekitar perusahaan, salah satunya melalui Bank Sampah Kelurahan Senayan.
“Sebelumnya, Bank Sampah yang sudah terbentuk di Kelurahan Senayan belum berjalan secara optimal terlihat dari belum ada jadwal buka bank sampah yang rutin, tidak ada peningkatan jumlah nasabah, kurangnya jaringan terhadap pengepul dan sebagainya,” kata VP Operation Support Services PT Pacific Place Jakarta Ishak A. Muin.
Mereka pun berupaya mengakselerasi kembali gerakan tersebut dengan memberikan sejumlah tutorial dan penampung sampah.