Sabtu 25 Oct 2014 20:38 WIB

Dikabarkan Masuk Kabinet, Calon Menteri: Saya tak Ingin Komentar

  Presiden Joko Widodo bersama para petinggi lembaga negara memberi keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/10). (Republika/Agung Supriyanto)
Presiden Joko Widodo bersama para petinggi lembaga negara memberi keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/10). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pengusaha, akademisi dan birokrat asal Sulawesi Selatan, Amran Sulaiman dikabarkan akan masuk dalam jajaran kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Dikabarkan, ia akan menjabat sebagai menteri pertanian.

"Saya tidak ingin berkomentar mengenai isu itu. Karena saya sama sekali belum mendapat informasinya," kata Amran saat dikonfirmasi mengenai kabar tersebut di Makassar, Sabtu (25/10).

Pada Jumat malam, rumah Amran telah ramai didatangi sejumlah wartawan. Namun, ia menegaskan tidak ingin menanggapi kabar ini.

Kabar masuknya Amran dalam kabinet sudah ramai beredar di ponsel wartawan di Makassar pada Jumat malam. "Saya tidak ingin menanggapi, kita lihat saja pengumumannya nanti," ujarnya.

Amran Sulaiman adalah sosok dengan latar belakang yang terbilang komplit. Amran adalah pendiri dan CEO PT Tiran Group yang memiliki 10 perusahaan unit bisnis dan bergerak di berbagai bidang, mulai dari pertambangan hingga pertanian.

Sebagai akademisi, Amran tercatat sebagai Dosen Fakultas Pertanian Unhas. Ia juga sekaligus peneliti dan pemegang lima hak paten. Amran juga memiliki pengalaman sebagai birokrat selama 15 tahun di PTPN XIV sebelum akhirnya memilih mengundurkan diri.

Pada 2007, ia juga menerima penghargaan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Amran juga dikenal sebagai koordinator Sahabat Rakyat KTI di Makassar. Saat kampanye pilpres beberapa waktu lalu dia selalu mengawal Jokowi saat kampanye di Makassar dan Kawasan Timur Indonesia (KTI).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement