REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-- Yayasan Pesatu melaksanakan ritual menyambut malam satu Muharram di Alun-alun utara Yogyakarta. Ritual tersebut dinamakan ritual budaya pilar mantra nusantara. Gede Mahesa sesepuh Yayasan Pesatu mengatakan, ritual tersebut merupakan ritual khusus. Menurutnya hanya momen tertentu ritual tersebut dilaksanakan.
"Malam Syuro mendoakan bangsa tercipta aman dan tentram," ujar Mahesa, Jumat (24/10).
Mahesa menjelaskan, ritual dimulai sekitar pukul 20.00 WIB. Para peserta ritual kemudian melakukan mubeng benteng (keliling benteng) satu kali. Setelah melakukan mubeng benteng, diadakan pembacaan mantra jawa. Dalam mantra tersebut, kata Mahesa, berisi tolak balak yang bertujuan agar bangsa dijauhkan dari hal-hal buruk.
Selain itu, dalam ritual tersebut terdapat delapan tumpeng putih. Satu tumpeng berukuran besar. Sedanglan tujuh tumpeng berukuram kecil. Menurut Mahesa, satu tumpeng besar bermakna tuhan yang maha esa. Maheea menambahkan tumpeng putih bermakna kebersihan.
"Ada ayam jago bermakna masyarakat harus siaga sampai kapanpun," katanya
Pantauan Republika, tumpeng tersebut kemudian dibagikan ke masyarakat yang ikut atau sekedar menyaksikan ritual. Selain tumpeng terdapat kembang yang kemudian ditaburkan. Ritual ini diikuti sekitar 200 orang baik dari yayasan Pesatu maupun masyarakat lainnya.