Kamis 23 Oct 2014 23:54 WIB

Ratusan Hektare Sawah di Cirebon Tercemar Limbah Batu Alam

Rep: Lilis Handayani/ Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON  -- Areal sawah seluas 461 hektare yang tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Cirebon, tercemar limbah dari pabrik batu alam. Namun, relokasi dan pembuatan IPAL pabrik batu alam terkendala lahan.

Berdasarkan Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Kamis (23/10), ketiga kecamatan yang tercemar limbah batu alam itu yakni Kecamatan Dukuhpuntang, Depok dan Plumbon. Padahal, areal sawah di tiga kecamatan tersebut merupakan sawah produktif yang aliran airnya terjamin dan berasal dari air kaki Gunung Ciremai. 

Sekretaris Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Muhidin, menjelaskan, dari ketiga daerah itu, pencemaran terparah terjadi di Desa Kepunduan, Kecamatan Dukuhpuntang. Menurutnya, di Desa Kepunduan, terdapat sedikitnya 23 pabrik batu alam yang membuang limbahnya ke sungai yang ada di daerah tersebut.

"Padahal, para petani selama ini memanfaatkan air sungai tersebut untuk mengairi areal sawah mereka,’’ kata Muhidin.

Muhidin mengatakan, air dari sungai yang tercemar dan berwarna abu-abu pekat itu membuat tanah di persawahan menjadi padat dan keras. Akibatnya, akar tanaman padi yang berjenis serabut sulit untuk menembus tanah tersebut. Tanaman padi pun akhirnya tidak bisa berkembang dan menjadi puso (gagal panen).

Tak hanya itu, limbah batu alam yang pekat juga membuat cacing, belut dan mikroorganisme lainnya menjadi mati. Padahal, keberadaan binatang dan mikro organism itu sangat berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik. 

"Matinya organisme bermanfaat itu akhirnya membuat tanah menjadi tidak subur dan tanaman padi  tidak bisa tumbuh dengan baik,’’ tutur Muhidin.

Muhidin mengungkapkan, untuk mengatasi kondisi tersebut, seluruh industri batu alam semestinya memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Dengan demikian, limbah yang dihasilkan akan diolah terlebih dulu sebelum dibuang ke sungai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement