REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wartawan Republika, Erik Purnama Putra berhasil memenangkan Anugerah Jurnalistik AQUA IV 2014 untuk kategori juara I Karya Tulis Jurnalistik dengan karya 'Kondisi Citarum di Hulu dan Hilir'. Karya tulisan Erik terpilih menjadi salah satu pemenang lantaran dinilai menginspirasi publik akan pentingnya air dalam kehidupan.
Prof. Sasa Djuarsa Sendjaja mengatakan, sebagian besar karya yang masuk sangat baik dan dengan beragam tema menarik sehingga tidak mudah bagi juri untuk menentukan mana karya terbaik.
“Proses penjurian yang dilakukan tidak hanya membaca, melihat dan menilai, namun juga melalui perdebatan yang panjang dengan para juri. Perdebatannya mengenai aspek penilaian dan sudut pandang serta kisah yang termuat dalam melihat karya, Sehingga, terpilihlah 17 karya terbaik ini,” ujar Prof. Sasa Djuarsa sebagai perwakilan juri dari kalangan akademisi.
Pendapat serupa juga diutarakan salah satu juri, wartawan senior Kompas, Ninok Laksono. Ia menyebutkan pentingnya kompetisi seperti ini dalam upaya menyelesaikan persoalan tentang air dan lingkungan.
"Lomba AJA menggaris-bawahi pentingnya masalah pengadaan air bersih sebagai jendela menuju kesehatan masyarakat. Dari karya-karya yang dilombakan, baik tulis, maupun video, tampak jelas bagaimana masih akutnya permasalahan air ini di berbagai sudut negeri. Semoga AJA dapat terus menyuarakan isu yang semakin strategis ini," kata dia.
VP Corporate Secretary PT. Tirta Investama, Parmaningsih Hadinegoro, mengatakan bahwa dengan penyelenggaraan AJA IV ini diharapkan semakin banyak pihak yang turut terlibat dalam gerakan pelestarian air dan lingkungan. "Agar manfaatnya dapat berkelanjutan. Media menjadi kunci penting untuk memberikan inspirasi agar seluruh pihak mau untuk terlibat,”,” ujar Parmaningsih.
Hingga penutupan penerimaan karya pada 30 Agustus, sebanyak 1.238 karya telah diterima panitia yang terdiri dari 439 karya tulis jurnalistik, 220 karya tulis umum,298 karya foto jurnalistik, 203 karya foto umum dan 50 liputan televisi, baik dari media nasional maupun lokal. Jumlah penerimaan karya ini meningkat dibandingkan 1.138 karya pada AJA III.