REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Bina Sarana Informatika (BSI) kembali menyelenggarakan International Seminar on Scientific Issues And Trends (ISSIT) 2014 di BSI Kalimalang, Jakarta, Sabtu (18/10). Seminar yang diadakan setiap tahun sejak 2009 yang membahas berbagai isu dan tren yang berkembang di dunia dalam beberapa bidang, antara lain teknologi iformasi, ekonomi, komunikasi dan pariwisata.
ISSIT yang ke-6 kalinya ini, bertajuk “The Reform Model and New Challenges For Global Information Sosiety”. Yang membahas lebih mendalam mengenai masyarakat informasi global (global information society) dan segala hal yang terkait di dalamnya.
Tampil sebagai pembicara diantaranya Ir. Muhammad Khayan, MT (pembicara utama) selaku Direktur pada Direktorat Industri dan Kimia Dasar pada Kementrian Perindustrian RI, Muwasiq M Noor, ST, MT (pembicara utama) selaku staf ahli INSW (Indonesia National Single Window) pada Kementrian Koordinator Perekonomian RI. Tidak hanya kedua pembicara tersebut saja, hadir pula Asst. Prof. Sansanee Auephanwiriyakul, Ph.D dari Universitas Chiang Mai, Thailand. Mr Kazuyoshi Tsuji selaku Presiden Direktur PT Indonesia Synthetics Textile Mills. Dan Subroto, SH, selaku Redaktur Pelaksana Republika.
Direktur BSI Naba Aji Notoseputro menyatakan bahwa ISSIT merupakan wujud nyata keterlibatan BSI pada penelitian diberbagai bidang keilmuan. BSI sebagai perguruan tinggi yang menjalankan Tridharma perguruan tinggi yang tugasnya tidak hanya menyelenggarakan kegiatan pendidikan saja, namun melaksanakan pula kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Hasil penelitian dosen harus disampaikan ke masyarakat dalam bentuk paper (makalah). Kemudian para dosen dan cendikiawan akan mempresentasikan hasil penelitiannya. Tentunya moment ini sebagai proses pembelajaran dan wadah berbagi pengetahuan dengan ilmuan dari negara lain,” ujar Naba.
Kusuma Hati, selaku Ketua Panitia ISSIT 2014 mengutarakan bahwa Indonesia masih memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk menjadi bagian dari msrayarakat informasi global. Terutama pada jaringan teknologi informasi yang pembangunannya belum merata kesemua daerah di Indonesia.
“Di ISSIT ini, akan ada beberapa peneliti dengan penemuan mereka, serta dosen dan mahasiswa akan menyampaikan pendapat atau ide. Ide-ide tersebut dapat berkontribusi untuk masukan dalam hal pembangunan Indonesia di masa mendatang. Sehingga kita dapat bersaing dengan negara lain,” kata Kusuma.
ISSIT 2014 ini juga dikemas dalam bentuk orasi ilmiah dan talkshow. Dengan kemasan yang interaktif, forum lebih terkesan hangat dan tidak membosankan. Sementara itu, peserta yang hadir dalam kesempatan tersebut mencapai 200 peserta, yang terdiri dari peneliti, dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri.
ISSIT 2014 juga menggelar pemilihan pemakalah terbaik (The Best Paper) dan presentasi terbaik (The Best of The Best Presenter). Pemenang mendapatkan doorprize berupa plakat dan notebook untuk The Best Paper. Serta plakat dan tab The Best of The Best Presenter.
Dengan menghadirkan pembicara yang kompeten dibidangnya baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang akan dihadapi masyarakat Indonesia pada umumnya, yaitu dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Selain itu, semenjak pertama kali ISSIT diselenggarakan, diharapkan ISSIT akan menjadi tolok ukur penyelenggaraan seminar yang diakui secara internasional.