REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter akan memberikan dampak tambahan inflasi sekitar tiga persen. Setiap kenaikan Rp 1.000 per liter akan memberikan dampak tanbahan sekitar satu persen.
Ekonom UI Muslimin Anwar berpendapat, dampak kenaikan inflasi itu juga bergantung kepada seberapa besar tarif angkutan akan menyesuaikan harganya. ''Sebagaimana kejadian serupa tahun 2014,'' kata dia kepada //Republika//, Kamis (23/10) siang.
Pemerintahan Jokowi-JK disebut-sebut akan menaikkan tarif BBM bersubsidi pada November. Besaran kenaikan Rp 3.000 per liter.
Muslimin memprediksi dampak kenaikan harga BBM bersubsidi akan berlangsung secara temporer sekitar tiga bulan sebelum kembali ke pola normalnya pada bulan ke empat.