Kamis 23 Oct 2014 02:10 WIB

Harga Tinggi, Gabah Tetap Diburu Pembeli

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gabah
Foto: Antara/Asep Fagthulrahman
Gabah

REPUBLIKA.CO.ID,  MAJALENGKA – Harga gabah di Kabupaten Majalengka, tinggi. Namun, hal itu tak menyurutkan para pembeli untuk memburunya. Bahkan, mereka berebut untuk mendapatkan gabah milik petani.

 

Berdasarkan informasi, harga gabah kering giling (GKG) di Kabupaten Majalengka saat ini sudah mencapai Rp 5 ribu per kg. Harga itu jauh lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKG di tingkat penggilingan sebesar Rp 4.150 per kg dan Rp 4.200 per kg di gudang Bulog.

"Pembelinya datang langsung ke rumah saya untuk membeli gabah,’’ ujar seorang petani di Desa Palasah, Kecamatan Kertajati, Enco, Rabu (22/10).

 

Enco mengaku menawarkan gabahnya dengan harga Rp 5 ribu per kg. Menurutnya, pihak pembeli tak keberatan dengan harga tersebut.

 

Enco mengatakan, tak hanya mendatangi rumahnya, para pembeli gabah juga berkeliling ke rumah-rumah petani lainnya dan ke sejumlah sawah yang sedang panen. Menurutnya, mereka berebut mencari gabah milik petani.

Enco menuturkan, meski harga gabah saat ini tinggi, namun dia tidak menjual seluruh gabahnya. Dia mengaku menyisakan tiga karung gabahnya untuk persediaan keluarganya selama menghadapi musim paceklik.

 

"Saat paceklik, harga beras di pasar sangat tinggi. Kalau punya gabah sendiri kan enak, tidak perlu beli beras di pasar,’’ tutur Enco.

 

Hal senada diungkapkan seorang petani asal Kelurahan Simpeureum, Kecamatan Majalengka, Yuyum. Dia mengatakan, pembeli gabah menawarinya harga senilai Rp 5.000 per kg untuk GKG. "Itu harga yang tinggi. Saya langsung setuju,’’ kata Yuyum.

 

Yuyum menyatakan, uang hasil penjualan gabah tersebut akan digunakannya untuk membeli pupuk guna kebutuhan musim tanam rendeng (hujan) mendatang. Pasalnya, dia khawatir mengalami kesulitan mendapatkan pupuk saat musim tanam rendeng. "Jadi lebih baik membeli dari sekarang,’’ tutur Yuyum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement