Rabu 22 Oct 2014 19:52 WIB

Yogyakarta Kekurangan Guru SLB

Sejumlah siswa berkebutuhan khusus mengikuti sosialisasi pencoblosan Pemilu 2014 di Sekolah Luar Biasa (SLB) Paket B Pangudi Luhur, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (26/2).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Sejumlah siswa berkebutuhan khusus mengikuti sosialisasi pencoblosan Pemilu 2014 di Sekolah Luar Biasa (SLB) Paket B Pangudi Luhur, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan hingga kini masih kekurangan guru Sekolah Luar Biasa.

Kepala Bagian Kepegawaian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Yun Arif, di Yogyakarta, Rabu (22/10), menyebutkan saat ini DIY memiliki 78 Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan jumlah guru berjumlah 849 orang.

"Jumlah guru itu masih kurang, apalagi 137 guru (khusus SLB) diantaranya harus diperbantukan untuk sekolah reguler guna membantu penyelenggaraan pendidikan inklusif," kata Arif.

Dia mengatakan setiap tahunnya di DIY rata-rata membutuhkan 40 guru SLB baru, sementara kuota formasi guru SLB yang ditetapkan pemerintah pusat setiap tahunnya selalu jauh di bawah kebutuhan tersebut. "Untuk formasi CPNS 2014, guru SLB di DIY hanya ditentukan kuota 11 orang," kata dia.

Menurut dia, jika diakumulasi hingga saat ini idealnya jumlah guru SLB berjumlah 1.000 orang, untuk memenuhi kebutuhan 78 SLB sehingga kekurangannya sekitar 151 guru. "Sebab kadang-kadang untuk SLB, setiap mata pelajaran harus diampu dua orang guru," kata dia.

Dengan kekurangan tersebut, ia berharap kuota guru SLB dapat lebih ditingkatkan setiap tahunnya oleh Kementerian Pendidikan yang baru. "Kami bergantung pada rekrutmen yang diselenggarakan pemerintah pusat, karena di daerah tidak dapat lagi mengangkat guru tidak tetap (GTT) atau guru honorer," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement