REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sarjito, salah seorang guru mengaku surat yang dibuat Wigia merupakan rangkuman harapan anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB Negeri Purwakarta kepada presiden baru.
"Pesan ini diwakilkan oleh salah satu murid kami dengan harapan nasib ABK lebih diperhatikan lagi," kata Sarjito.
Sarjito juga berharap realisasi undang-undang tenaga kerja penyandang cacat bisa segera terwujud. Hal itu bisa memberikan secercah harapan karena bisa menyediakan kepastian lapangan kerja untuk para muridnya.
Sarjito juga ingin diskriminasi terhadap ABK semakin rendah dengan mewujudkan pembangunan sarana publik untuk para penyandang cacat. "Mudah-mudah Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla bisa mewujudkan hal itu," kata Sarjito.
Sarjito kini menjadi Kepala Resource Center di SLB Negeri Purwakarta. Divisi tersebut bekerja untuk membuat sistem pendukung yang nantinya bisa menunjang kebutuhan ABK dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan.
Sarjito lantas memohon agar pemerintahan yang baru setidaknya bisa melanjutkan estafet positif dari pemerintahan sebelumnya.
Menurut Sarjito, sejak era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), kebutuhan SLB mulai banyak mendapat perhatian. "Mungkin karena beliau (Gus Dur) juga orang berkebutuhan khusus jadi ikut membantu kehidupan SLB," kata Sarjito.
Perhatian pemerintah ia rasakan terus meningkat hingga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Antara lain dengan meningkatkan tunjangan guru SLB.
"Dengan adanya tunjangan yang lebih baik, bisa berdampak pada peningkatan kualitas guru," kata Sarjito.
Sarjito mengaku menjadi guru SLB memiliki kesulitan dan tantangan yang jauh lebih besar. Karenanya, ia berharap nasib guru yang bertugas mendidik ABK bisa lebih diperhatikan lagi agar kualitas peserta didik pun bisa ditingkatkan.