Senin 20 Oct 2014 23:06 WIB

Ingin Menjadi Poros Maritim, Jokowi Harus Kerja Ekstra

Rep: Lilis Handayani/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah warga mengikuti prosesi kirab penyambutan Presiden ke-7 RI Jokowi di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, Senin (20/10).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Sejumlah warga mengikuti prosesi kirab penyambutan Presiden ke-7 RI Jokowi di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, Senin (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU–Kaum nelayan meyakini presiden dan wakil presiden RI Joko Widodo -Jusuf Kalla menepati janjinya menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

‘’Ini merupakan pekerjaan yang tidak biasa yang hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang gila kerja,’’ ujar Ketua Presidium Gerakan Nelayan Nasional (GERNNAS), Ono Surono, Senin (20/10).

Beberapa hal yang menjadi kunci solusi permasalahan dasar nelayan, di antaranya pengentasan kemiskinan, BBM, sarana dan prasarana, SDM, permodalan, pasar serta pencurian ikan.  

 

Ono mengungkapkan, di Indonesia terdapat 8 juta nelayan miskin, dengan 98,7% kapal kecil, 17.504 pulau dan 5,8 juta kilometer persegi luas laut. Dia menyatakan, kondisi tersebut menjadi kerja berat yang  tidak bisa hanya diselesaikan jika pemimpinnya di dalam gedung saja.

Anggota DPR RI dari PDIP ini optimistis, nelayan Indonesia siap terlibat langsung sebagai agen poros maritim untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

 

‘’Dengan potensi kelautan Indonesia yang mencapai 171 miliar dolar merupakan sebuah jalan bagi Indonesia untuk berhijrah menjadi sebagai negara kepulauan yang berdaulat, mandiri dan punya jati diri yang jelas,’’ tegas Ono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement