Senin 20 Oct 2014 16:39 WIB

Mushala Pasar Ciracas Diabaikan Pengelola

Rep: c12/ Red: Karta Raharja Ucu
Shalat berjamaah di mushala. (Ilustrasi)
Foto: Republika
Shalat berjamaah di mushala. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cat di sejumlah sisi dinding bangunan itu terkelupas. Sementara batu bata merah telanjang karena lapisan semennya terlepas. Bangunan itu adalah mushala di Pasar Jaya Ciracas, Jakarta Timur.

Suhendri (43 tahun), pedagang di Pasar Ciracas itu mengatakan rumah Tuhan tersebut tidak diperhatikan oleh pengelola pasar. Mengelupasnya lapisan dinding membuat lantai ruang shalat kerap digenangi air saat hujan turun. "Kayak gitu sudah satu tahunan-lah," kata Suhendri, Sabtu (17/10).

Dirawaikannya, sejak pasar tersebut didirikan sekitar 2007, belum ada orang yang didatangkan secara khusus untuk merawat mushala. Ia mengakui memang tidak ada pembayaran retribusi khusus untuk perawatan mushala. Yang ada, kata dia, hanya biaya kebersihan dan pengelolaan pasar sebesar Rp 6.000-7.000 per harinya.

Keluhan serupa disampaikan pedagang pakaian di pasar tersebut, Marwan. "Pedagang maunya kan bersih, kalau enggak bersih ya enggak nyaman," kata Marwan.

Tidak hanya ruang shalat, toilet di pasar tersebut juga terabaikan. Marwan mengatakan toilet pria tidak memiliki pintu. Bahkan bak WC-nya kadang ada kadang enggak ada," tutur dia.

Kondisi tak jauh berbeda juga menimpa toilet perempuan. "Pintu WV di tempat perempuan sudah mau lepas," kata Sisi Sari (16), penjaga toko seragam sekolah.

Bahkan tidak ada keset di depan toilet. "Takutnya nanti ada yang jatuh. Terus jorok tempat wudhunya, bak airnya juga sudah bolong-bolong gitu," ucap Sisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement