Senin 20 Oct 2014 00:00 WIB

Soal Kedaulatan Lawan Australia, Jokowi Bisa Lebih Tegas dari Prabowo

 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Presiden terpilih Joko Widodo (kanan) di Istana Merdeka, Jakarta, Ahad (19/10). (Antara/Widodo S. Jusuf)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Presiden terpilih Joko Widodo (kanan) di Istana Merdeka, Jakarta, Ahad (19/10). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan tidak akan main – main dalam soal kedaulatan Indonesia. Pihaknya tidak ingin negara tetangganya menerobos perbatasan dan bermain – main dalam soal batas negara.

Jokowi, dalam wawancara eksklusif dengan kelompok Fairfax Media yang dilansir Sydney Morning Herald beberapa hari lalu, memaparkan rencana untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Australia.

Terkait kedaulatan negara, Jokowi mengatakan, meskipun dirinya bukan dari kalangan militer, dia bisa lebih tegas dari militer. Dia bisa lebih tegas dari rivalnya pada pilpres lalu, Prabowo Subianto.

Sebagaimana diketahui, hubungan Indonesia-Australia sempat rusak karena aksi pemerintah Australia menyadap telepon Ibu Negara dan sejumlah orang dekat presiden. Belum lagi soal pelanggaran batas wilayah kedaulatan.

Angkatan Laut Australia pernah menerobos perbatasan Indonesia tanpa izin untuk menghalau para pencari suaka pada awal tahun 2014.

Jokowi menegaskan penyerobotan wilayah seperti itu sangat tidak bisa diterima. "Kita  memiliki hukum internasional, Anda harus menghormati hukum internasional," imbuh Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement