Jumat 17 Oct 2014 21:00 WIB

Keterlaluan! Uang Skripsi Digunakan Mahasiswa ini Untuk Beli Sabu

Rep: C81/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Polisi memeriksa barang bukti berupa zat kimia bahan sabu-sabu atau prekursor dan berbagai alat produksinya saat pengungkapan kasus pabrik sabu-sabu di Mapolresta Denpasar, Bali, Jumat (19/9). (Antara/Nyoman Budhiana)
Polisi memeriksa barang bukti berupa zat kimia bahan sabu-sabu atau prekursor dan berbagai alat produksinya saat pengungkapan kasus pabrik sabu-sabu di Mapolresta Denpasar, Bali, Jumat (19/9). (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG-Bukannya menuntut ilmu dengan benar, seorang mahasiswa berinisial  DB, 25, warga Bintaro, Kota Tangerang Selatan, malah membeli sabu-sabu via online. Barang haram tersebut dia beli menggunakan uang yang diberikan orang tuanya untuk tugas skripsi.

Kasat Narkoba Polres Bandara Soekarno Hatta Kompol Guntur M Thariq mengatakan, DB yang merupakan mahasiswa jurusan IT di salahs atu universitas di Jakarta ini membeli sabu-sabu sebanyak 30 gram bersama temannya IF, 25, yang juga baru lulus kuliah. Mereka memesan sabu tersebut lewat website Agoradrugs.com.

“Awalnya mereka mencari-cari di internet, ketemu lah website ini. Mereka pun memesannya dan membayar dengan bitcoin seharga Rp 15 juta. Sabu ini tersebut dikirim dari Meksiko,” jelasnya, Jumat (17/10).

Setelah mereka mentransfer uang, seminggu kemudian barang tersebut dikirim lewat paket jasa titipan pada 30 Oktober 2014. Sabu-sabu seberat 30 gram itu disembunyikan di dalam alat pembersih karang gigi untuk mengelabuhi saat pemeriksaan x-ray di cargo bandara.

“Tapi berkat informasi intelegen dan ketelitian petugas, keberadaan barang tersebut bisa diketahui. Kemudian petugas melakukan pengembangan kepada penerima barang di kawasan Bintaro.Akhirnya dua mahasiswa ini bisa ditangkap,” jelas Guntur.

Berdasarkan pengakuan tersangka, mereka baru pertama kali memesan narkoba lewat online. Mereka membeli sabu tersebut untuk dikonsumsi sendiri. Sementara alasan mereka memesan sabu lewat online, karena kualitas yang lebih bagus.

“Hasil uji lab, kualitas sabu ini nomer satu. Mereka membelinya pakai uang yang seharusnya untuk tugas skripsi,” papar Guntur.

Selain itu, kata Guntur, sebelumnya kedua tersangka sempat chatting dengan pengirim barang tersebut . Mereka diyakinkan kalau barang tersebut sering dikirim ke Thailand yang sangat ketat dalam pencegahan narkoba namun bisa tembus, apalagi jika ke Indonesia. “Thailand mungkin tembus, tapi kita berhasil mengungkapnya,” jelasnya.

Guntur menambahkan bahwa situs jual beli narkoba itu bisa diakses oleh siapa saja. Artinya tidak diblokir oleh Pemerintah. Dia berharap agar Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk segera memblokir situs tersebut. “Terakhir saya masih bisa akses, berarti bisa diakses siapapun,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement