REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Menteri BUMN Dahlan Iskan dikenal sebagai sosok pejabat pendobrak birokrasi. Berbagai pengalamannya selama menjabat menteri tak membuatnya kehilangan kedekatan dengan masyarakat awam.
"Hampir setiap pagi sekitar pukul 05,30 sampai dengan 06.30 saya berolahraga, kemudian langsung mandi di kantor," ujarnya, Jumat (17/10).
Kebetulan Kantor Kementerian BUMN berlokasi di kawasan strategis dekat Monumen Nasional, Dahlan juga setiap pagi ketika berada di Jakarta menyempatkan diri senam pagi. Dari aktivitas kebugaran itulah, Dahlan banyak memiliki penggemar mulai dari para ibu-ibu yang sehari-hari senam pagi, hingga gelandagan yang seringkali mengikutinya gerak badan di kawasan itu.
Gebrakan pertama yang dilakukan Dahlan antara lain mengurangi frekuensi rapat-rapat pejabat hingga 50 persen. Mengurangi surat-menyurat, mengurangi kegiatan protokoler, hingga menekan angka kunjungan pejabat ke luar kota.
"Efisiensi pasti terjadi. Menurunkan biaya administrasi, biaya rapat, biaya perjalanan dinas. Semua paham, rapat dan koordinasi lebih sering melalui BlackBerry Messenger," katanya.
Sementara di tataran birokrasi, Dahlan melakukan reformasi 60 jabatan, eselon I dipangkas dari 12 menjadi 7, eselon II dikurangi dari 26 menjadi 14.
"Memang semua berjalan lancar-lancar saja, komunikasi jalan. Tapi manusiawi saja, pasti ada yang jengkel tidak terima karena diganti. Untuk itu saya minta maaf," ujar Dahlan.
Selama dua tahun terakhir pejabat Kementerian BUMN berkurang 20 persen. "Itulah intinya reformasi birokrasi. Ini juga sinyal bagi kementerian lain, bahwa banyak dirjen yang bisa dipangkas," kata pendiri Jawa Pos Group ini.
Termasuk deputi yang menjabat, juga diremajakan ditunjuk yang mampu tapi berusia di bawah 50 tahun, sehingga bisa diajak bekerja keras.
"Awalnya memang dipertanyakan kenapa muda-muda sekali. Saya jawab di atas 50 tahun itu sudah sulit. Kalau di swasta itu sudah sangat ketuaan," ujarnya.
Dharma Wanita Pada kesempatan itu, Dahlan juga meminta maaf kepada ibu-ibu Dharma Wanita Kementerian BUMN karena selama kepemimpinannya kegiatan istri pejabat dikurangi.
Ini memberikan sinyal bahwa istri pejabat harus mendukung pekerjaan suaminya dengan kegiatan yang dilakukan di rumah.