Jumat 17 Oct 2014 12:54 WIB

Gelar Perpisahan, Dahlan Iskan Mengaku Risih Menjadi Menteri

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Dahlan Iskan
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Dahlan Iskan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri BUMN Dahlan Iskan, Jumat (17/10) pagi menggelar perpisahan dengan deputi dan karyawan Kementerian BUMN menjelang berakhirnya masa tugas di Kabinet Indonesia Bersatu II.

Dahlan berpamitan sekaligus mengucapkan terima kasih kepada seluruh deputi dan jajaran Kementerian BUMN yang telah membantunya dalam menjalankan pekerjaan dalam beberapa tahun terakhir.

Didampingi istrinya, Ny Nafsiah Sabri, Dahlan bercerita panjang lebar pengalamannya sebagai nakhoda Kementerian BUMN.

Ia berkisah setelah didapuk menjadi Menteri BUMN oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dirinya langsung menyetir sendiri dari Kantor Kepresidenan menuju Kementerian BUMN di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Orang pertama yang ditemui Dahlan adalah Wakil Menteri BUMN Mahmudin Yasin.

"Saya bilang saya tidak menempatkan diri sebagai Menteri. Saya ikut Pak Yasin saja," ujar Dahlan.

Menurutnya, karena BUMN yang diurus adalah korporasi berbeda dengan kementerian yang lain, maka Dahlan seakan menempatkan diri bukan sebagai pimpinan eksekutif.

Menurut Dahlan, selama beberapa tahun ini dirinya memerankan itu dengan tidak menduduki kursi menteri. "Satu kali pun tidak pernah saya," ujar Dahlan.

Pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951 ini, mengaku bahwa dirinya hingga saat ini pun belum bisa menerima kalau secara rohani sebagai pejabat.

"Kalau duduk di sana itu rasanya risih karena saya merasa belum menjadi seorang pejabat," ujarnya.

Satu pekan mulai bekerja, Dahlan mulai menemukan hal-hal sepele tapi sangat tidak pantas baginya, seperti lift khusus menteri.

"Saya bilang jangan ada lift khusus. Lift alat yang dibuat untuk semua, tidak ada perlakuan khusus. Saya langsung sampaikan kepada Pak Yasin," ujarnya.

Dahlan yang pernah menjabat Dirut PT PLN (Persero) ini juga menyebutkan bahwa dirinya orang yang tidak betah berlama-lama di dalam ruangan.

"Saya minta maaf bahwa harus sering meninggalkan kantor untuk langsung ke lapangan melihat apa yang terjadi, apa yang bisa dikembangkan, apa yang bisa dikerjakan satu dua tiga bahkan semua BUMN," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement