REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Warga Kelurahan Maracang, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta mengeluhkan pelayanan PDAM. Ini karena mereka sulit memperoleh air dari perusahaan penyalur air milik pemerintah daerah tersebut.
Entin (57 tahun), warga setempat mengaku air yang mengucur dari keran PDAM di rumahnya sangat kecil. Terlebih lagi, air seringkali mengalir hanya di tengah malam.
"Ya, jadi saya harus begadang. Belum lagi warga lain juga mengumpulkan air malam itu. Air jadi semakin kecil," kata Entin, Kamis (16/10).
Entin mengaku kejadian tersebut sudah terjadi selama sebulan terakhir. Ia pun harus berjaga-jaga setiap kali air mengalir untuk segera menampungnya untuk kebutuhan sehari-hari. Akibat kejadian tersebut, Entin dan keluarganya harus menghemat penggunaan air.
"Air yang ada betul-betul dihemat. Apalagi saat ini masih belum turun hujan," ujar Entin.
Ketika dikonfirmasi, pihak PDAM pun mengakui adanya gangguan tersebut. Kepala Bagian Umum PDAM Purwakarta, Hermawan menilai penyebab kejadian itu akibat umur pipa yang sudah termakan usia.
"Banyak pipa yang sudah tua. Sampai 25 tahun," kata Hermawan. Menurut Hermawan pipa yang sudah tua akan mengalami pengeroposan sehingga seringkali aliran air bocor. Oleh karena itu, banyak air yang tidak sampai ke rumah warga.
Faktor lain yang menjadi penyebab gangguan adalah tonase jalan berlebihan yang kerap merusak pipa. "Jalan saat ini dilalui kendaraan yang berat-berat. Pipa yang ada di bawahnya jadi sering rusak," ungkap Hermawan.
Hermawan mengaku saat ini pihak PDAM gencar melakukan perbaikan terhadap jaringan-jaringan pipa yang rusak tersebut. Ini semua, kata Hermawan merupakan bentuk keseriusan PDAM dalam melayani kebutuhan air warga Purwakarta.
"Akan terus kami perbaiki. Masalahnya memang cukup berat. Umur pipa tua ditambah tonase jalan itu," kata Hermawan.
PDAM Purwakarta sendiri masih memiliki suplai air yang memadai dari waduk Jatiluhur dan tiga sumber mata air milik PDAM.