Jumat 17 Oct 2014 00:26 WIB

Cerita Staf Khusus SBY: Kembali ke Kampus

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Julkifli Marbun
Staff Khusus Presiden - Daniel Sparingga
Foto: Republika / Tahta Aidilla
Staff Khusus Presiden - Daniel Sparingga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Mereka yang beragama muslim, seharusnya bersyukur karena ini (suara adzan) indah," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa di depan pintu masuk kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (17/9) siang. 

Rangkaian kata itu terlontar dari mulut Daniel, seorang penganut Kristen Protestan, kepada para wartawan yang hendak mewawancarainya perihal kasus dugaan tindak pidana korupsi pemerasan pada sejumlah kegiatan di Kementerian ESDM terkait jabatan mantan Menteri ESDM Jero Wacik pada periode 2011-2013. 

Wartawan ingin memperoleh keterangan dari Daniel mengingat sehari sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, menyebut pemeriksaannya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertujuan untuk mengonfirmasi keterangan pria kelahiran Sidoarjo tersebut. 

Akan tetapi, lantunan suara adzan yang berasal dari Masjid Baiturrahim, masjid yang terletak di sisi barat Istana Merdeka, masih di kompleks yang sama, membuat Daniel meminta para wartawan bersabar. 

Menunggu hingga kumandang suara pemanggil shalat rampung sebelum wawancara dilakukan.

Daniel merupakan salah satu dari staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sehari-hari bertugas membantu tugas-tugas SBY. 

Selain Daniel, terdapat sejumlah nama yang menjadi staf khusus Presiden antara lain Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah Velix Wanggai, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Masyarakat Heru Lelono, Staf Khusus Presiden Bidang Pangan dan Energi Harianto dan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah. 

Para staf khusus ini diangkat berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) yang berlaku hingga masa tugas Presiden berakhir 20 Oktober 2014.Lalu, apa rencana para staf khusus ini setelah 20 Oktober? Republika mencoba mewawancarai tiga staf khusus dengan latar belakang Akademisi yaitu Daniel, Firmanzah dan Harianto. 

Menurut Daniel, sebagai akademisi asal Universitas Airlangga Surabaya, sudah barang tentu dirinya akan kembali mengabdi ke almamater. 

Menjadi pengajar jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di kampus kebanggaan warga Surabaya tersebut.  Walaupun aktif sebagai akademisi, Daniel menyebut ia akan melakoni aktivitas lainnya. 

"Menjadi orang yang terus mendorong perubahan dengan pikiran dan kesadaran bahwa perubahan itu memang harus dikelola," kata Daniel dalam sebuah perbicangan dengan Republika. 

Selain itu, Daniel tidak menutup kemungkinan akan kembali menjadi analis politik atau pengamat."Tapi sekali lagi dengan izin publik karena saya pernah berada di dalam kekuasaan kan. Tetapi, kembali, saya memang harus datang dengan perspektif baru yang diperkaya, tapi dengan keyakinan yang sama," kata Daniel.

Senada dengan Daniel, Firmanzah pun telah memastikan diri akan kembali mengabdi di kampus.  Selama ini, di tengah kesibukannya sebagai staf khusus Presiden, pria asal Surabaya ini tetap aktif mengajar dan membimbing mahasiswa. Terutama mahasiswa sarjana strata tiga (S3). 

Selain mengajar, Firmanzah kini tengah membidik jabatan sebagai rektor Universitas Indonesia. Sebuah lompatan yang masif bagi seorang mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia jika nantinya terpilih. 

"Saya akan ikuti proses (pemilihan rektor UI) dan akan membuat visi dan misi UI untuk lima tahun ke depan.  Mohon doanya," kata Firmanzah. 

Selain Daniel dan Firmanzah, sosok lain yang akan kembali ke kampus adalah Staf Khusus Presiden Bidang Pangan dan Energi Harianto. 

Pengajar Sosek Fakultas Pertanian IPB dan Magister Manajemen Agribisnis IPB ini mengatakan, kembali ke kampus merupakan opsi pertama yang akan diambil. 

Terlebih selama ini, walau diamanahi sebagai staf khusus, Harianto tetap mengajar dan membimbing mahasiswa mulai dari S1 sampai S3.  

Hari-hari Terakhir Para Staf KhususMasa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II akan berakhir kurang lebih satu bulan lagi. 

Namun demikian, tugas para staf khusus yang diwawancarai Republika tidak berkurang. 

Selaras dengan padatnya aktivitas sang Presiden di masa transisi pemerintahan ini. 

"Sesibuk ketika saya mengawalinya. Tapi sekarang, dengan satu tambahan kerepotan yaitu memastikan bahwa tugas-tugas ini diakhiri dengan baik.  Itu saja," ujar Daniel. 

Firmanzah pun menyebut, di tengah-tengah persiapannya sebagai kandidat rektor UI, ia tetap menyiapkan sejumlah laporan yang diminta oleh Presiden. 

Sebagai contoh, laporan perkembangan perekonomian global, regional dan domestik. 

"Juga beberapa hal yang terkadang diminta secara khusus oleh Presiden untuk ditelaah," kata Firmanzah. 

Sederet kesibukan itu membuat Daniel belum sempat untuk beres-beres dari kantornya di Bina Graha, masih di kompleks Istana Kepresidenan.  Pun dengan beberes dari rumah dinasnya di bilangan Slipi. 

"Itu yang saya sesali. Saya tidak pernah mengambil waktu mempersiapkan transisi ini, dalam pengertian keluarga.  Akibatnya, saya akan sedikit menderita di hari-hari terakhir karena belum ada rumah untuk saya tinggali. Di Surabaya ada, tapi sedang memikirkan mengatur rumah itu (di Jakarta)," kata Daniel menutup pembicaraan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement