REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar dan pemerhati pendidikan Hilmar Farid, menyatakan Kurikulum 2013 masih banyak kekurangan sehingga perlu diperlu diperbaiki agar lebih sesuai dengan perkembangan zaman dan pendidikan di negeri ini.
"Saat ini, silang pendapat berkepanjangan terjadi karena berlakunya Kurikulum 2013, tentu ada revisi dan saya kira revisinya itu juga mengarah pada penyempurnaan kurikulum," katanya di Jakarta, Kamis (16/10).
Hilmar menjelaskan, perbaikan perlu dilakukan pada sejumlah persoalan antara lain penyiapan logistik seperti buku pelajaran yang masih sulit diperoleh siswa dan penyiapan tenaga pendidik dan perangkat sekolah untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013.
Ia mengatakan, kurikulum yang telah diterapkan di sekitar 6.000 sekolah itu tidak dipaksakan pemberlakuannya pada puluhan ribu sekolah lainnya sebelum direvisi.
"Saya kira kebijakan yang paling masuk akal adalah untuk tidak secara ketat mendorong atau terburu-buru menerapkan kurikulum ini, tetapi kembali ke persoalan mendasar dan melalui proses evaluasi," tuturnya.
Jika penangguhan terjadi, katanya, sekolah-sekolah yang selama ini belum menggunakan kurikulum 2013, sementara ini dapat menggunakan Kurikulum KTSP. "Jadi sekolah yang belum menerapkan Kurikulum 2013 akan berjalan seperti sebelumnya dengan menggunakan Kurikulum KTSP, hanya saja penyempurnaan kurikulum 2013 ini harus dilakukan secara cepat," ujarnya.
Sedangkan sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 dapat terus berjalan agar tidak membingungkan siswa yang baru saja beradaptasi dengan kurikulum tersebut. Ia juga mengatakan kebutuhan kurikulum tidak hanya menyesuaikan dengan tuntutan zaman tetapi juga perlu menyentuh basis masyarakat Indonesia.
"Memang ada kebutuhan akan kurikulum yang jauh lebih baik, tidak hanya sesuai dengan tuntutan zaman tetapi juga keadaan dan perbedaan yang ada di dalam masyarakat," katanya.