Kamis 16 Oct 2014 20:38 WIB

Pemerintah Terlena Pembangunan Darat, Lupakan Potensi Laut

Rep: C91/ Red: Djibril Muhammad
Suasana pembangunan infrastruktur perkotaan Jakarta, Rabu (25/6).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Suasana pembangunan infrastruktur perkotaan Jakarta, Rabu (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini pemerintah dianggap kurang memperhatikan pembangunan kelautan. Ketua Yayasan Archipelago Solidarity, Engelina Pattiasina mengatakan, para pemimpin terlalu terlena dengan pembangunan darat.

Menurutnya, hal itu menyebabkan, masyarakat yang tinggal di dekat laut menjadi miskin. Padahal sebenarnya wilayah laut sangat kaya, namun kurang diberdayakan.

Engelina menjelaskan, basis jalur rempah menjadi pilihan utama dan strategis untuk membangkitkan kembali kejayaan laut Indonesia.

"Jalur rempah milik kita, dan kita harus bangkitkan lagi demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kepulauan," ujarnya, dalam acara Sarasehan, di Kampus Unika Atmajaya, Jakarta, Rabu, (15/10).

Ahli kemaritiman dari Universitas Pattimura, James Abraham menambahkan, sudah saatnya laut menjadi subyek pembangunan, sehingga ide poros maritim dari Jokowi harus didukung.

Menurutnya, kekayaan laut Indonesia sangat luar biasa, terutama di wilayah timur. Bila potensi itu dimaksimalkan, dapat menjadi aset untuk beberapa tahun ke depan.

"Wilayah Maluku, Maluku Utara, serta provinsi di kawasan timur lainnya bisa menjadi lumbung ikan nasional," katanya. Ia mengungkapkan, lumbung ikan tersebut memungkinkan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.

Pakar kelautan, Yance Z Rumahuru dari STA KPN Ambon pun menyatakan, konsep poros maritim yang digagas Jokowi sangat tepat dan sudah waktunya direalisasikan. Baginya, kesadaran budaya maritim diperlukan, demi membangkitkan kekayaan laut yang melimpah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement