REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kekeringan di wilayah DI Yogyakarta semakin meluas. Saat ini terdapat 24 kecamatan di DIY yang mengalami kekeringan. Kecamatan ini berada di empat kabupaten di DIY. 15 kecamatan ada di Kabupaten Gunungkidul, Bantul 4 kecamatan, Kulonprogo 4 kecamatan dan Sleman satu kecamatan. Tiga kabupaten di DIY sendiri telah mengeluarkan surat keputusan siaga bencana kekeringan yaitu Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul.
Untuk mengatasi bencana kekeringan di 24 wilayah ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menganggarkan dana Rp 3,89 Milyar. Dana ini berasal dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Saat ini sudah turun termin pertama sebanyak Rp 2 milyar. Akan kita gunkan dulu," ujar Kepala BPBD DIY, Gatot Saptadi disela-sela gladi lapang penanggulangan bencana gempa bumi di lapangan Balai Kota Yogyakarta,Kamis (16/10).
Dana ini akan digunakan untuk drroping air di wilayah tersebut, pipanisasi, dan pencarian sumber air baru. Pelaksanaan program tersebut akan dikoordinasikan dengan BPBD Kabupaten.
Diakuinya jumlah wilayah yang mengalami kekeringan tahun ini lebih sedikit dibanding tahun lalu. Tahun lalu kata dia, wilayah yang mengalami kekeringan mencapai 30 kecamatan. Tahun ini hanya 24 kecamatan dan diharapkan tidak bertambah. Pasalnya berdasarkan informasi BMKG sebagian besar wiilayah DIY masuk musim penghujan pada akhir Oktober 2014.
Berkurangnya wilayah kekeringan pada tahun ini menurut Gatot lebih banyak di wilayah Kabupaten Bantul. Hal ini lantaran adanya penemuan sumber air baru di wilayah itu termasuk beberapa wilayah di Gunungkidul.
"Penanggulangan kekeringan juga dilakukan pihak swasta melalui droping air," ujarnya.
SK siaga bencana kekeringan sendiri menurutnya berlaku hingga Desember 2014. Namun jika pada November semua wilayah sudah mengalami hujan maka status tersebut akan dicabut. Sisa dana siaga kekeringan dari BNPB sendiri akan dikembalikan jika tidak terpakai seluruhnya.
Menurut Gatot, selain kekeringan DIY juga rawan bencana lain. Ada 12 bencana yang rawan menerjang wilayah DIY yaitu gempa bumi, tsunami, erupsi erapi, banjir, longsor, puting beliung dan kebakaran. "Gladi lapangan ini merupakan salah satu bentuk kesiagaan kami," kattanya.
Pihaknya sudah melakukan pemetaan pada 301 desa, yang secara bertahap dan didampingi supaya mandiri dalam menghadapi bencana. Untuk pendanaan, BPBD DIY sendiri mendapat anggaran sebesar Rp 17 miliar hingga Rp 20 miliar dari APBD setempat untuk penanggulangan bencana.