REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penyebab kematian pesta minuman keras di Magelang dinilai bukan karena faktor minuman bersoda yang dikonsumsi para korban. Minuman berkarbonasi dinilai tidak memberikan efek stimulan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah, Kombes Rini Muliawati, kepada wartawan di Semarang, Rabu (15/10). Rini menjelaskan hal tersebut terkait dengan meninggalnya 12 warga di Kabupaten Magelangusai menenggak miras oplosan.
''Minuman ringan bersoda itu tidak memberikan efek kematian karena minuman berkarbonasi ini tidak memberikan efek stimulan. Yang terjadi memang banyak minuman seperti ini dicampur dengan krim anti nyamuk, spirtus dan bahan- bahan beracun lainnya,'' katanya.
Rini mengaku, pihaknya sempat diminta bantuan untuk melakukan otopsi terhadap dua mayat dari 12 korban miras oplosan di Magelang tersebut. ''Namun hasilnya seperti apa, masih dalam proses penelitian,'' tegasnya.
Sebelumnya pesta miras jenis oplosan di Kecamatan Tempuran, Mertoyudan dan Kecamatan Salaman telah merenggut 12 nyawa. Sebelum meninggal, para korban dikabarkan telah menenggak miras oplosan jenis arak yang dicampur dengan minuman berkarbonasi ringan Big Cola dan minuman suplemen Kartingdaeng.
Sementara itu Aimatus Sarikah, dokter Puskesmas Salaman, mengatakan hingga kini dirinya masih belum mengetahui kandungan miras oplosan. Ia mengaku masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian.
''Tapi apapun itu, penyebabnya karena kandungan racun yang berbahaya dalam minuman itu,'' katanya.