Rabu 15 Oct 2014 13:31 WIB

Refleksi 10 Tahun Memimpin Negeri Ala SBY

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Mansyur Faqih
Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lima hari lagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden. Di hadapan para kepala daerah, SBY menyampaikan sebuah refleksi singkat perihal 10 tahun kepemimpinannya.  

"Refleksi dan kontemplasi agar ke depan bangsa Indonesia terus membangun diri menuju masa depan yang dicita-citakan bersama," ujarnya di Bogor, Rabu (15/10). 

Pertama, SBY menyampaikan, pembangunan pada dasarnya adalah sebuah proses jangka panjang. Jika seluruh pihak memahami hal tersebut, maka semangat, tekad dan energi untuk melakukan pembangunan secara terus menerus harus terus hidup.  

"Pembangunan berkelanjutan bukan hanya pembangunan yang harus melestarikan lingkungan kita, tetapi juga pembangunan yang dilaksanakan secara terus menerus, berangkat dari visi dan strategi besar disertai dengan tahapan pembangunan dan dilaksanakan secara dinamis dan bersungguh-sungguh," katanya.

Kedua, ujarnya, reformasi merupakan proses yang berkesinambungan dan disertai perubahan (continuity and change). Segala aspek yang telah apik sejak kemerdekaan harus dijaga sebagai sebuah kesinambungan. 

"Yang belum baik yang belum sepenuhnya dicapai, haruslah dicapai. Dilakukan perubahan-perubahan untuk bisa mengatasi berbagai persoalan bangsa," kata SBY.

Ketiga, lanjutnya, kesinambungan pembangunan perlu diikuti evaluasi secara objektif, terbuka dan jujur. Menurut SBY, setiap tahapan pembangunan hampir pasti pasti ada pencapaian. Namun, juga ada pekerjaan rumah yang tersisa. 

Karenanya, sebagaimana hakekat kesinambungan dan perubahan, capaian hendaknya tetap dijaga, bahkan ditingkatkan. "Yang belum dicapai dilakukan perbaikan," kata SBY.

Ia kemudian menyampaikan sejumlah capaian pemerintah dalam 10 tahun terakhir. Antara lain, ekonomi yang terjaga dan tumbuh meski ekonomi global telah mengalami krisis.

Kemudian, politik dan demokrasi stabil dan bertumbuh, kerukunan bangsa yang majemuk terjaga dengan baik, pertahanan keamanan yang juga terjaga hingga peran aktif dalam diplomasi kawasan dan global.

Sementara pekerjaan yang belum dicapai antara lain membangun pemerintahan yang bersih, reformasi birokrasi yang responsif, pemberantasan dan pencegahan korupsi, otonomi daerah dengan sejumlah ekses, infrastruktur dan konektivitas.  

"Inilah sejumlah hal yang menjadi PR yang harus kita atasi bersama-sama," ujar SBY.  

Keempat, kata dia, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah di segala sektor. "Kalau kita benar-benar menjaga sinergi, sinkronisasi dan koordinasi, maka hasilnya akan lebih baik," kata SBY.  

Kelima, tambah SBY, pentingnya persatuan, kerukunan dan toleransi sesama anak bangsa. Indonesia disebutnya merupakan bangsa yang besar dan majemuk. Karenanya, akan menghadapi tantangan yang kompleks.  

"Karena itu, agar bangsa Indonesia, dengan ideologi Pancasila, bisa terus bangun diri menuju masa depan maju, adil dan sejahtera, maka diperlukan pilar-pilar kehidupan bernegara yang  tumbuh dari masyarakat kita yaitu kita harus tumbuh bersama," kata SBY.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement